Perjuanganmeraih mimpi tiada henti. Kendala yang dihadapi harus hilang dari sekadar mimpi . Meraih mimpi bersama merancang masa depan. Indonesia, 2022 *** Puisi Tentang Meraih Mimpi. Tentang meraih mimpi bukanlah khayalan. ada niat tulus suci dan sebuah harapan mewujudkan mimpi. Tentang meraih mimpi bukanlah kemustahilan. Ada usaha yang
Bagaimana cara berbakti dan menghormati kedua orang tua ketika masih hidup kisah cerita dalam cerpen mengharukan tentang perjuangan seorang anak membahagiakan ibunya adalah contoh perjuangan meraih sukses demi Ibu cerpen perjuangan anak untuk ibu ini bukanlah kisah anak durhaka yang menderita kehidupannya tetapi cerita menyentuh hati dan mengharukan tentang perjuangan hidup meraih mimpi untuk ibu bisa memiliki dalam cerpen sedih mengharukan ini, sebuah keluarga yang tidak memiliki tempat tinggal selalu diusir karena tidak bisa bayar kontrakan rumah, anaknya ingin sekali membelikan rumah yang indah untuk perjuangan keluarga tersebut tertuang dalam cerpen sedih keluarga tentang perjuangan meraih sukses berjudul Istana dalam lukisan, selengkapnya disimak saja dibawah Istana Dalam Lukisan Author Zaidan AkbarPekanbaru, 1994Suasana ibu kota Provinsi Riau ini begitu dingin saat pagi yang perawan masih berselimut embun dan Pagi-pagi sekali Zaki sudah siap dengan seragam ini adalah hari pertama dimana Zaki masuk SMP setelah tahun kemarin ia lulus dari Sekolah Dasar. Baju putih dan celana biru yang Zaki pakai sekarang memang bukanlah seragam baru, karena ada tetangga yang bersimpati pada Zaki untuk melanjutkan demikian Zaki tak menghiraukan tentang seragamnya. Mau baru ataupun bekas dari orang lain yang penting kini Zaki bisa sekolah. Api semangat dalam dirinya tak pernah padam untuk meraih sepatu yang menutup kaki nya pun adalah sepatu yang biasanya ia pakai seperti tahun lalu. Koyak dan kusam itu sudah tentu, tetapi derap langkahnya begitu pasti dan terus Zaki ayunkan untuk berjalan menuju sekolah barunya sarapan ala kadarnya, Zaki masih duduk di bangku teras rumah kontrakan yang mereka tinggali. Seperti biasa ia menunggu Zahro, adiknya yang masih sibuk mempersiapkan PR sekolahnya."Makanya kalau ada PR dikerjakan, jangan main mulu," ujar Zaki dengan ketus pada adiknya yang tengah sibuk menulis memang takut terlambat ke sekolah sebab ini adalah hari pertamanya masuk berapa lama tampak Zahro membereskan buku-bukunya."Udah selesai?" tanya Zaki pada mengangguk. Bocah kelas empat SD Itu dengan segera memasukkan buku-buku sekolah yang berserakan itu ke dalam tas lalu menentengnya."Zaki dan Zahro berangkat sekolah dulu Bu," ucap Zaki sambil salaman dan mencium tangan ibunya serta begitu pula tersenyum melihat anak-anaknya yang penuh semangat itu. Rodiah mengusap kepala mereka. Terbersit doa dalam hati Rodiah." Ya Tuhanku, wujudkan lah mimpi-mimpi kedua anakku," benak Rodiah jauh juga jalan yang ditempuh oleh Zaki dan Zahro hingga sampai ke sekolah mereka. Apalagi semua itu dilalui dengan berjalan demikian besarnya semangat dalam hati Zaki dan Zahro telah membasuh rasa lelah mereka yang akhirnya membawa keduanya tiba di depan pintu gerbang Sekolah Dasar Negeri dimana tempat Zahro sekolah telah memanggil dengan suara deringnya. Itu tandanya pelajaran akan segera dimulai. Siswa-siswi SD Negeri itu terlihat bergegas masuk keruangan bagi Zaki, ia terus berjalan kaki sekitar delapan ratus meter lagi dari tempat itu untuk mencapai sekolah Zaki berkeringat dan begitu pula baju seragamnya yang putih juga basah karena keringat. Namun Zaki tak menghiraukan itu. Baginya sampai ke sekolah sudah membuatnya begitu ini Zaki jalani dengan penuh keceriaan. Di sekolah baru kini Zaki punya teman-teman baru. Zaki selalu berupaya untuk tekun belajar demi cita-cita jam sekolah usai Zaki menjemput Zahro yang telah menunggu di depan gerbang sekolah dasar tempat Zahro menimba ilmu. Kakak beradik itu nampak pulang berjalan kaki pulang sekolah, sampailah Zaki dan Zahro ke rumah keduanya terkejut saat melihat sang ibu di datangi oleh pemilik kontrakan."Rodiah! kali ini apa alasan mu lagi," ujar ibu pemilik kontrak itu dengan nada tinggi."Sudah dua bulan kau tak bayar uang sewa rumah ini," tambahnya sambil membentak."Buk! beri saya waktu, kalau nanti saya punya uang pasti akan saya bayar," ucap Rodiah dengan bermohon."Apa ...? Berapa lama? kapan kau akan bayar?"Ibu pemilik kontrakan itu mulai kesal pada Rodiah."Tidak ...! sekarang juga kau harus keluar dari rumah ini karena ada orang lain yang akan menempati rumah ini."Pemilik kontrakan itu marah dengan sangat sambil menunjuk-nunjuk wajah Rodiah."Tapi aku dan anak-anak ku akan tinggal dimana buk?" tanya Rodiah dengan memelas."Mana aku peduli, kosongkan rumah ini sekarang juga," pekik ibu pemilik kontrakan itu."Dasar tak tahu diri," caci sang pemilik Zaki dan Zahro melihat ibu yang mereka cintai dibentak-bentak, dimarahi bahkan dihina, sungguh hati Zaki bagai tersayat mata Zaki jatuh seiring dengan tangisan ibunya yang terlihat bermohon dan meminta tenggang waktu pada sang pemilik inilah yang tak pernah ingin Zaki saksikan dalam hidupnya, meskipun sangat sering Zaki dan keluarganya diusir karena tak sanggup bayar uang kontrakan pemilik kontrakan itu pergi, Zaki dan Zahro memeluk ibu mereka dengan tangis yang menderu."Zaki, Zahro! bereskan barang-barang kalian ya nak!" kata Rodiah pada kedua anaknya."Kemana kita akan pindah ibu? tanya pertanyaan anak bungsunya itu Rodiah menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca kemudian Rodiah memeluk Zahro dengan kesedihan itu mereka tetap membereskan barang-barang milik mereka. Barang-barang mereka memang tak banyak, hanya berapa helai pakaian dan foto-foto keluarga semasa sela mereka berkemas. Rodiah meraih fhoto sang suami yang berbingkai kayu. Laki-laki tersenyum dalam fhoto itu kini memang sudah tiada. Ia pergi untuk selamanya meninggalkan Rodiah dan Zahro dalam kepedihan mata Rodiah menggenangkan air yang siap jatuh berderai saat ia menatap fhoto suaminya suami yang telah menemui ajalnya dua tahun yang lalu lantaran sakit paru-paru yang mereka satu-satunya juga telah habis terjual akibat biaya perobatan suaminya saat itu. Sejak itu keluarganya terperosok kedalam kebutuhan hidup sehari-hari ditambah lagi biaya pendidikan Zaki dan Zahro amatlah sulit untuk Rodiah penuhi sebab selaku seorang perempuan yang hanya bekerja sebagai penjual kue, hasil yang diperoleh tidaklah ini adalah kesekian kalinya keluarga itu diusir dan untuk kesekian kalinya pula mereka terendam dalam danau air mata akibat pengusiran-pengusiran sisi lain Zaki tampak sibuk membereskan barang-barangnya. Zaki meraih perlahan sebuah lukisan yang ia pajang di kamar tidurnya. Gambar sebuah rumah dalam lukisan itu adalah karya tangan Zaki mimpinya Zaki ingin sekali punya rumah sendiri sebagaimana yang pernah ia lukis dalam selembar buku gambar itu. Perasaan Zaki tak tega melihat ibunya dihardik dan dihina sedemikian rupa saat orang lain mengusir lama Zaki menatap lukisan rumah yang pernah ia gambar itu. Dalam hatinya bergumam."Aku harus bekerja membantu ibu, apapun itu aku harus menghasilkan uang, kami harus punya rumah sendiri agar tak ada lagi yang mengusir kami, biar ibu tak pernah sedih lagi."Kemudian Zaki mengambil sebuah pena dari tas sekolahnya dan ia menulis kalimat di bawah lukisan yang ia buat tersebut. Ia menambahkan tulisan 'ISTANA UNTUK IBU'.Begitulah tulisan yang Zaki tambahkan pada lukisan rumah yang tergores dalam buku gambar itu. Lalu dengan bergegas Zaki masukkan lukisan tersebut ke dalam tas sekolahnya."Zaki, ayo kita berangkat nak!" ajak mengangguk dan akhirnya ibu dan kedua anaknya pun pergi meninggalkan rumah yang mereka tinggali mereka akan pergi?Entahlah, Rodiah juga tak tahu kemana langkah kakinya akan dibawa hingga akhirnya malam pun tiba."kita istirahat di sini saja" ujar dan kedua bocah itu menginap di sebuah pos kamling yang kebetulan malam itu tidak itu Zahro berbisik pada ibunya."Zahro lapar buk!"Kemudian Rodiah mengeluarkan sebagian kue yang belum sempat ia jual tadi siang. Lalu kedua anak itu makan kue dengan begitu memperhatikan kedua anaknya itu yang sedang menyantap kue buatannya. Kedua mata Rodiah kembali berlinang hingga tetesan air matanya membasahi suara petir pun turun dengan lebatnya. Rodiah memeluk kedua anaknya seakan Rodiah tengah meyakinkan pada Zaki dan Zahro bahwa tidak akan terjadi yang begitu takut pada kilatan petir itu tetap memeluk ibunya dengan erat untuk mencari Rodiah begitu pedih menyaksikan penderitaan yang dialami anak-anaknya ini. Tangis Rodiah pun tak terbendung lagi seraya hatinya berkata."maafkan ibu nak, Semua ini karena ketidakmampuan ibu."Lalu Rodiah mengecup kepala kedua anaknya. Setelah itu pelukan Zaki terlepas. Zaki melihat air mata ibunya mengalir mengucur dari kelopaknya. Kemudian Zaki mengusap air mata ibunya itu dengan perlahan."Jangan menangis ibu! Zaki dan Zahro tidak apa-apa, kami baik-baik saja," ucap Zaki pada ibunyaSekali lagi Rodiah memeluk kedua anaknya dengan tangis yang pilu. Keluarga kecil itu pun tenggelam dalam kesedihan mereka, larut bersama derasnya hujan yang masih belum ini sungguh terasa berat bagi keluarga itu. Hujan pun mulai reda menjelang subuh. Butir- butir embun yang menggantung di ujung dedaunan begitu indah bagai sebuah harapan Zaki yang ia gantungkan pada hari-harinya yang berangsur pagi Zaki dan Zahro bergegas ingin pergi ke sekolah. Jarak antara Pos kamling yang mereka tinggali semakin jauh dari sekolah mereka. Kali ini kedua kakak beradik itu harus berlari dan terus berlari secepat yang mereka bisa agar tak terlambat ke tengah perjalanan Zahro terlihat letih sekali hingga Zaki terpaksa menggendong Zahro menuju sekolah. Zaki terus berlari dan menggendong adiknya menuju hari Zaki harus berlari dan juga mengendong Zahro pergi pulang ke sekolah. Capek dan lelah sudah barang tentu Zaki rasakan namun rasa semangat yang bersarang dalam batin Zaki jauh lebih besar dari rasa apa yang dilakukan oleh Zaki yang terus berlari dan memacu dirinya saat pergi dan pulang dari sekolah membuat Zaki dijuluki si kuda hitam oleh di waktu lain saat Zaki dan Zahro baru pulang sekolah tiba-tiba mereka melihat sang ibu mulai merapikan barang-barang di pos kamling yang selama ini mereka tempat itu juga terlihat beberapa orang termasuk RT setempat. Zaki dan Zahro menatap ibunya seraya berjalan dan mendekat."Kita pindah sekarang juga, ucap Rodiah kepada kedua anaknya."Pos kamling ini mau di bongkar nak!" lanjut Rodiah dan Zahro tak berkata apapun. Mereka berdua hanya mengikuti perintah ibunya dan lahirnya keluarga kecil itu terusir lagi. Hati Rodiah kembali bergumam."Kemana lagi kami akan tinggal ya Tuhan." Tanya ini terus bersarang dalam batin Rodiah melihat isi dompetnya dan ternyata hasil jualan kuenya tak akan cukup bila digunakan untuk mencari rumah pada akhirnya mereka singgah ke sebuah musholla dan Rodiah memutuskan untuk menginap saja di emperan musholla itu untuk sementara Rodiah merasa cukup lelah dengan semua ini, namun sepasang mata kedua bocah yang sangat Rodiah cintai itu membuat ia terus memacu diri untuk tetap berjuang di anak-anaknya ini setelah para jemaah telah usai sholat isya di musholla itu maka Rodiah dan kedua anaknya bersiap hendak tidur di emperan musholla tersebut, namun Zaki terlihat belum memejamkan termenung memandangi Lukisan sebuah rumah yang selalu ia bawa dalam tas sekolahnya. Lukisan rumah sederhana yang bertuliskan ' ISTANA UNTUK IBU '. hati Zaki kembali bergumam."Apa yang harus kulakukan untuk meringankan beban ibu?"Bocah berusia belasan itu bertanya pada benaknya sendiri. Zaki menghela napas panjang karena Zaki pun tak mengerti lagi apa yang harus ia tiga hari keluarga kecil ini menginap di musholla itu, akan tetapi ada sebagian masyarakat yang kurang suka dengan keberadaan mereka. beberapa warga bersama ketua RT menghampiri Rodiah dan mereka menyarankan agar Rodiah dan keluarga dapat mencari tempat lain untuk bertempat yang kala itu hendak berjualan kue merasa sangat tertikam hati kecilnya saat menerima perlakukan masyarakat yang mengusir dirinya, sedangkan Zaki dan Zahro sejak pagi tadi sudah berangkat ke Zaki dan Zahro pulang sekolah, mereka berdua tidak menemukan ibunya di musholla itu lagi. Zaki terus berlari sembari menggendong Zahro, terus berlari sekuat tenaga. Mereka mencari ibunya di setiap sudut kota hingga akhirnya mereka bertemu juga dan Rodiah menceritakan apa yang sudah terjadi kepada kedua anaknya itu dengan penuh kesedihan dan berderai air berganti malam dan trotoar toko menjadi lapak mereka untuk beristirahat. Pindah dari trotoar Toko yang satu ke trotoar toko yang lain dan pengusiran demi pengusiran juga mereka alami dan sepertinya hal itu sudah biasa buat seperti biasa Zaki terus mengayunkan langkahnya berlari dengan cepat dengan menggendong Zahro agar mereka tak terlambat ke suatu malam Zahro terserang demam. Badannya terasa begitu panas dan suhunya cukup tinggi. Zaki dan Rodiah pun terlihat panik atas kondisi Zahro tanpa berpikir panjang lagi Zaki menggendong sang adik lalu dia berlari dan terus berlari secepat mungkin membawa Zahro ke rumah tak peduli meski meski ia harus menguak ramainya jalan raya malam itu dan kondisi hujan lebat hingga Zaki harus membuka bajunya untuk ia selimutkan ke tubuh Zahro yang semakin lama semakin alas kaki Zaki yang berlari sambil menggendong sang adik akhirnya sampai jua ke rumah Zahro ditangani oleh pihak medis hingga demamnya mereda. Cukup lama Zahro terbaring barulah datang sang ibu ke ruangan rawat. Rodiah terlambat karena memang harus menyusul dengan berjalan kondisi Zahro yang membaik maka Zaki dan sang ibu mulai tampak seperti orang yang kebingungan. Di dalam pikiran mereka hanya satu bagaimana cara membayar biaya rumah sakit karena sudah dua hari Zahro dirawat di termenung dan terdiam di ruang tunggu sebab ia faham bahwa keluarganya memang tak punya uang dan tak punya dari sisi Zaki duduk terlihat sepasang suami istri setengah baya yang sepertinya sedang bertengkar dengan salah satu dokter di rumah sakit itu."Kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk menyelamatkan anak bapak," ujar dokter"Anak bapak banyak kehilangan darah akibat kecelakaan itu, golongan darahnya AB negatif dan pihak rumah sakit sedang mencari darah tersebut sebab persediaan darah AB negatif lagi kosong, harap bapak dapat bersabar," ucap dokter itu itu Zaki mulai mengenali perempuan paruh baya yang sedang menangisi masa kritis anak bungsunya itu. Lalu Zaki teringat bahwa yang menangis itu adalah ibunya adalah Temam sekelas Zaki. di sekolah Hardi selalu membuly Zaki selama ini. Hardi kerap mengejek Zaki dan mengatakan bahwa Zaki dan keluarganya adalah seorang gembel."Lalu bagaimana dengan nasib Hardi anak kami dok?" Ibu itu bertanya pada dokter yang di hadapannya."Mohon ibu untuk bersabar, sebentar lagi mungkin kita akan dapat persediaan darah untuk anak ibu," jawab dokter menenangkanKemudian Zaki menghampiri mereka dan berkata."Ambil darah saya saja pak dokter!"Lalu dokter dan pasangan suami istri itu menatap Zaki yang tiba-tiba datang menyela pembicaraan mereka."Apa golongan darahmu juga AB negatif nak?" tanya si-Bapak"Aku tidak tahu pak, yang pastinya aku mengenal Hardi, Hardi adalah teman sekelas ku, aku hanya ingin berbuat sesuatu untuk menolongnya," sahut Zaki menjawab pertanyaan bapak tidak ada pilihan lain buat mereka selain melakukan pemeriksaan golongan darah Zaki dan ajaibnya ternyata Zaki juga bergolongan darah AB negatif hingga cocok untuk dilakukan transfusi darah untuk menolong Hardi yang sedang masa kritis akibat kecelakaan yang Hardi besarnya rasa terima kasih keluarga Hardi kepada Zaki yang datang bagai seorang malaikat penolong sehingga ayah Hardi yang bernama Pak Sofyan itu tak tahu lagi bagaimana cara membalas Budi baik sadar Pak Sofyan menceritakan tentang Zaki kepada Hardi, namun Hardi berkata."Sebenarnya aku tak Sudi ditolong oleh anak gembel itu ayah," jawab Hardi dengan ketus."Anak gembel!" ucap Pak Sofyan terheran-heran"Iya gembel, keluarga Zaki itu gembel," ujar Hardi berulang-ulang."Bukankah Zaki itu teman sekelas mu? dan aku lihat anaknya baik, Zaki tulus menolong mu, Hardi!" lanjut Pak Sofyan lagi."Walaupun Zaki itu teman sekolah ku tapi aku tak suka berteman dengannya sebab dia itu seorang gembel," sahut memalingkan mukanya dan menunjukkan raut wajah kebenciannya pada ZakiDari pembicaraan Pak Sofyan dah hari ini, akhirnya Pak Sofyan ingin tahu lebih jauh siapakah anak yang bernama Zaki Pak Sofyan menemui keluarga Zaki dengan mendatangi ruangan dimana Zahro adiknya Zaki dirawat dan dari situ pula Pak Sofyan mengerti bahwa keluarga Zaki memang tak punya tempat Pak Sofyan bersedia menanggung biaya perobatan Zahro dan juga menawarkan keluarga Zaki untuk tinggal di rumah keluarga Pak Sofyan, kebetulan keluarga Pak Sofyan lagi butuh tenaga asisten rumah tangga untuk bantu-bantu di rumah keluarga Pak Sofyan. Hal ini Pak Sofyan lakukan untuk membalas budi baik keluarga Zaki sangat berterima kasih atas kebaikan dan tawaran dari pak Sofyan ini dan kebetulan juga keluarga Pak Sofyan memilki usaha kuliner sejenis rumah makan. Untuk itu Rodiah pun menjadi seorang pembantu pada keluarga Pak juga bekerja pada usaha kuliner itu. Zaki bertugas sebagai pengantar makanan yang dipesan oleh pembeli yang jaraknya cukup yang kini sudah kelas tiga SMP itu memang tidak pandai bersepeda motor dan bahkan tidak pandai pula menaiki sepeda dan cara satu-satunya yang dilakukan oleh Zaki adalah seperti biasa yakni Zaki lari sekencang mungkin untuk mengantarkan pesanan makanan kepada pelanggan dan pekerjaan seperti ini terus ia lakukan. Belum lagi ke sekolah Zaki juga terus Pak Sofyan sering menawarkan agar Zaki diantar ke sekolah bersama Hardi namun Zaki sering menolak dan Zaki Sadar betul bahwa Hardi tidak suka padanya sampai saat demi hari kian berganti dan tak terasa sudah setahun Zaki dan keluarganya tinggal bersama keluarga Pak Sofyan walaupun hari-hari yang dilaluinya tidaklah mudah akibat perlakukan Hardi yang terkadang cukup kerap menghardik Zaki dan Zaki sering disuruh oleh Hardi untuk melakukan sesuatu yang tidak pada apa yang dilakukan Hardi terhadap Zaki begitu menjengkelkan buat Zaki namun Zaki cukup tahu diri sebagai seorang anak pembantu yang menumpang tinggal di rumah ketika hati Zaki sedih akibat perlakukan Hardi padanya Zaki selalu melihat lukisan rumah sederhana yang bertuliskan ' ISTANA UNTUK IBUAlangkah indahnya jika ia, Zahro dan ibunya bisa punya rumah sendiri, pikir Zaki dalam benaknya namun apapun perlakukan Hardi haruslah Zaki terima yang penting keluarganya punya tempat bernaung. begitulah sebagain besar perasaan Zaki dalam terus berlalu dan Zaki pun juga terus berlari hingga sang waktu mampu membentuk bakat lari Zaki semakin terasah dan karena bakatnya itu Zaki sering memenangkan lomba lari maraton yang ia ikuti mulai tingkat sekolah bahkan tingkat mulai menabung sedikit demi sedikit untuk mewujudkan sebuah istana sederhana, rumah kebahagian buat sang ibunda tercinta seperti dalam lukisannya itu walau kini semua masih hanya sebatas Zaki Ardiansyah, siswa kelas dua SMA mulai dikenal dalam dunia olahraga cabang lari maraton meskipun itu masih setingkat kabupaten, namun lambat laun karirnya mulai terlihat perkembangannya hingga ke tingkat suatu ketika Zaki terpilih menjadi salah satu atlit binaan di Pelatihan bakat di kota Pekanbaru dalam menghadapi Pekan Olahraga Nasional PON mewakili Provinsi ini selama enam bulan. Zaki mengikuti semua program dan berbagai sesi pelatihan. Zaki tinggal di karantina di Kota selama di asrama Zaki berlatih sungguh-sungguh. Bila ia letih maka Zaki melihat lukisan rumah sederhana yang menjadi impian keluarganya Zaki pada ibu dan adiknya terkadang cukup mendalam namun Zaki selalu punya harapan untuk membahagiakan sisi lain Rodiah dan Zahro sudah tidak tinggal bersama keluarga Pak Sofyan lagi sebab perlakukan Hardi yang tak henti-hentinya menghina Zahro bahkan Hardi juga berani menghina Rodiah yang juga ibunya yang terjadi pada keluarga Zaki tak pernah Rodiah sampaikan pada Zaki yang kini berada di karantina pelatihan Atletik nun jauh di akhirnya Zaki Ardiansyah berhasil memperoleh mendali emas dalam cabang lari maraton putra yang mengharumkan nama provinsi Riau pada perhelatan perlombaan olahraga nasional puncaknya Zaki Ardiansyah di kenal sebagai atlet profesional cabang lari maraton putra yang juga turut membanggakan nama bangsa pada ajar Sea Games dan Asian Games serta yang tak terlupakan saat Zaki Ardiansyah turut menyumbang mendali emas buat bangsa dan negara di kancah Zaki ditanya oleh Wartawan apa yang menjadi motivasi kesuksesannya maka Zaki menunjukkan sebuah lukisan rumah sederhana yang bertuliskan ' ISTANA UNTUK IBU' dan orang-orang itu tercengang melihat itu sebab Zaki sendiri tak pernah bermimpi menjadi seorang atlet pelari bahkan cita-citanya dulu ingin jadi seorang pilot namun takdir telah menuliskan jalan hidup yang harus ia lewati.'Usaha tak pernah mengkhianati hasil' mungkin sebait ungkapan ini yang pantas menggambarkan perjuangan seorang Zaki Ardiansyah. Bangkit dari keterpurukan hidup hingga meraih istana dalam lukisan itupun sudah terwujud dalam bentuk nyata. Rodiah yang memang sudah menua kini bernaung dalam sebuah rumah mewah hasil dari peluh dan keringat Zaki anaknya serta duka dan juga air mata dari kelamnya sebuah kemiskinan di masa itu pula kini keluarga Zaki punya usaha konveksi dan sebagian dari pendapat keluarga mereka sumbangkan untuk membangun panti jompo dan juga panti asuhan agar tak ada lagi orang yang merasakan bagaimana pedihnya tidak punya tempat itu hidup memang berputar. Keluarga Pak Sofyan juga bangkrut dan akhirnya Hardi menjadi seorang karyawan di perusahaan konveksi milik keluarga Zahro sekarang tumbuh menjadi perempuan cantik dan Zahro lah yang kini mengendalikan perusahan tekstil dan konveksi milik keluarga ketika Zaki Ardiansyah berdiri menatap lukisan rumah sederhana yang bertuliskan ' ISTANA UNTUK IBU' yang sengaja ia pajang di dinding rumahnya itu untuk mengenang proses dan pedih serta getirnya perjuangan hidup besok Zaki harus terbang ke Swedia untuk mengikut kejuaraan dunia lomba lari maraton dan seperti biasa sebelum berangkat Zaki sholat dua rakaat dulu dan langsung mencium kaki ibunya yang kini hanya duduk di kursi roda sebagai bentuk memohon doa restu dari sang ibu."Ibu! doakan Zaki untuk pertandingan lusa di Swedia," ujar Zaki pada ibunyaRodiah pun tersenyum riang melihat anaknya dengan penuh rasa kebanggan karena berjuang untuk mengharumkan nama bangsa di kancah A M A TPesan moral dalam cerpen mengarukan Istana dalam lukisanUsaha tak pernah mengkhianati hasil, keterpurukan dan cobaan hidup adalah tangga awal untuk mencapai puncak kesuksesanKarena tidak ada perjuangan yang sia sia asalah tekun dan giatDalam kegersangan hidup pasti ada air di tengah padang pasir
CerpenTentang Perjuangan Meraih Mimpi. Cerpen mengharukan tentang perjuangan seorang anak membahagiakan ibunya bagaimana cara berbakti dan menghormati kedua orang tua ketika masih hidup kisah cerita dalam cerpen mengharukan tentang perjuangan seorang anak membahagiakan ibunya adalah contoh perjuangan meraih sukses demi ibu tercinta. Rengkuhan bunda semakin erat, kemudian beliau berbisik
Cerpen Karangan Muhammad AkmalKategori Cerpen Keluarga, Cerpen Perjuangan Lolos moderasi pada 1 February 2022 “Permisi paket…” terdengar suara seorang kurir sedang mengirim pesanan online ke alamat yang dituju “Oh iya mas paket yah..?” jawab pembeli paket sambil keluar dari rumahnya “Iya bu ini paketnya apa betul nama pengirimnya?” Tanya kembali sang kurir “Oh iya betul mas” jawab sang pembeli sambil menerima paketnya “Silahkan ditanda tangan dulu bu” “okeh sudah saya tanda tangan, terima kasih ya mas…” “Okeh sama sama bu” Seorang pemuda yang sedang mengantarkan pesanan ke alamat yang dituju itu, Dialah Udin, kerap dikenal sebagai kurir dan seorang siswa yang tekun dan rajin. Udin adalah seorang pemuda yang gigih dan penuh ambisi. Untuk mewujudkan impiannya, Ia selalu berjuang dan bekerja keras tanpa menyerah. Dia adalah anak tertua di keluarga kecilnya, Ayahnya hanya seorang pedagang gorengan dan ibunya membantu ayahnya berdagang untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Begitu juga Udin yang harus terjun ke dunia kerja disaat masa sekolahnya karena keadaan keluarganya. Ia harus bisa mencukupi kebutuhan hidupnya dan juga kedua adik adiknya untuk membantu mengurangi beban yang ditanggung keluarga kecilnya. Suatu saat ketika Udin sudah pulang dari pekerjaannya, ibunya bertanya kepadanya bagaimana mengenai pembelajaran di sekolahnya. “Din, bagaimana sekolahmu, apakah terhambat oleh pekerjaanmu?” Tanya ibu. “Engga kok bu tenang saja, aku selalu belajar setiap pulang sekolah, aku juga sudah mengatur waktu di jam belajar maupun jam kerja. Jadi ibu ga usah kepikiran yaa” jawab Udin sambil menatap ibunya yang terlihat agak sedih. “Bukan begitu Din…, ibu tidak mau kamu terbebani dengan tanggung jawab keluarga, kamu kan juga masih sekolah dan seharusnya kamu juga harus lebih banyak belajar agar bisa menjadi orang yang sukses” ujar sang ibu lagi ke Udin. “Aku juga tidak mau melihat ibu dan ayah kesusahan, juga dengan kedua adik adikku. Ibu jangan terlalu mikirin ya…, cukup untuk selalu doakan saja yang terbaik untuk Udin ya bu”. “Udin pasti sukses bu, Udin ingin membuat ibu dan ayah bahagia”. Udin berkata untuk menenangkan hati ibunya. Setiap hari Udin bekerja setelah sepulang sekolah, ia mengumpulkan uang untuk biaya hidupnya dan sisanya ia tabung untuk biaya kuliah nantinya setelah ia lulus dari SMA. Ia selalu mempelajari materi sekolah setelah sepulang dari kerjaannya sekitar jam 8 malam. Setiap hari aktvitas tersebut Ia lakukan dengan penuh semangat. Diluar kegiatan sekolah, ia juga mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan termasuk pengetahuan di bidang teknologi. Ia sangat ingin menggeluti pengetahuan di bidang teknologi, karena ia berfikir bahwa perkembangan teknologi tidak akan ada habisnya. Saat di sekolah ia membantu menjual dagangan orangtuanya kepada teman temannya. Udin juga anak yang begitu sosial, tidak heran ia disegani oleh teman teman di sekolahnya. Ia memiliki banyak teman yang selalu membantu dirinya disaat ia sedang mengalami kesulitan. LULUS SEKOLAH Setelah sekian lama akhirnya Udin pun lulus dari sekolahnya. Ia melanjutkan sekolahnya ke Perguruan Tinggi. Orangtuanya pun turut senang mendengarnya. Sekarang ia membuka usaha kecil dengan membuka toko baju dari hasil tabungannya selama ia bekerja menjadi kurir. Banyak pelanggan yang mampir ke toko bajunya untuk membeli baju. Ia juga banyak mendapat pesanan online dari para pelanggan pelanggannya. Udin pun jadi semakin sibuk dengan pekerjaan dan kuliahnya. Namun ia tetap semangat dan mengatur semuanya dengan baik karena ia memiliki ambisi untuk sukses dan membahagiakan kedua orangtuanya. Suatu saat toko Udin berjalan dengan lancar dan pesat, ia pun mendapatkan penghasilan yang lebih. Ia juga membuka beberapa cabang dari tokonya tersebut dan juga bekerja sama dengan beberapa teman temannya. Semakin hari usaha Udin semakin naik daun dan selalu berkembang dari toko ke toko. Dengan teman temannya, ia mendapati keuntungan yang besar. KARIR UDIN Ia lulus kuliah dengan meraih predikat Cum Laude. Setelah itu ia melanjutkan karirnya dengan mendirikan sebuah perusahaan yang mencakup keuntungan yang lebih besar. Ia berbisnis dengan orang orang yang juga pandai dalam bidang kewirausahaan. Ia juga dipercaya oleh rekan rekan kerjanya karena sikap keteguhan dan kejujurannya. Tidak hanya itu, Udin juga pandai membuat kebijakan kebijakan strategi usaha untuk memasuki persaingan pasar. Ia juga menciptakan Software dalam bidang teknologi bersama rekan kerjanya yang berfungsi memudahkan masyarakat untuk berbelanja atau bertransaksi online. Dan sudah bersaing di kancah internasional. Mengikuti perkembangannya, Ia selalu menciptakan hal hal baru yang akan meraih keuntungan. Udin mendapat banyak lirikan dalam dunia bisnis internasional. Ia banyak bekerja sama dengan perusahaan perusahaan lain yang memiliki tujuan yang sama dengan perusahaannya. Udin sekarang sudah menjadi orang yang sukses dan berguna bagi orang banyak. Udin berkata kepada orangtuanya untuk tidak berjualan gorengan lagi karena sudah waktunya mereka istirahat di usia yang sudah renta. “Ayah, Ibu, sudah waktunya kalian tidak berjualan gorengan lagi karena Udin sudah punya penghasilan yang lebih untuk menghidupi keluarga kita” ujar Udin. “Ayah tahu kamu sudah punya penghasilan lebih, namun Ayah dan Ibu tidak ingin membebani kamu sekarang nak, kamu sudah berjuang sekuat tenaga sedari dulu. Maka nikmatilah hasil perjuanganmu yang sekarang” Jawab Ayah. Ibu melanjutkan perkataan Ayah “Betul apa kata ayahmu Nak, kami berdua selalu mendoakan yang terbaik untukmu”. “Aku sudah berjanji akan membahagiakan Ayah dan Ibu. Aku tidak akan sejauh ini tanpa doa kalian berdua” jawab Udin ke orang tuanya sambil tersenyum. Ayah dan Ibunya pun menangis haru mendengar perkataan Udin dan sambil memeluknya. KELUARGA UDIN Setelah kehidupan pahit yang sudah dialami Udin beserta keluarganya sekarang ia bisa menikmati hidup yang lebih nyaman dari sebelumnya. Udin sudah tinggal bahagia bersama orang tua dan juga adik adiknya. Setelah semua perjalanan yang Udin lalui untuk menuju sukses akhirnya Udin menikahi seorang wanita yang ia cintai. Yang dimana wanita itu adalah teman dekatnya sewaktu Udin duduk di bangku SMA. Wanita itu yang selalu menemani Udin untuk meraih suksesnya. Mulai dari berdagang dan membuka toko bersamanya ia selalu menemaninya. Udin pun mengadakan acara pernikahannya dengan meriah dengan datangnya banyak para tamu entah itu rekan kerja, rekan bisnis, teman teman sekolahnya, dan juga keluarga keluarganya. “Selamat ya Udin atas pernikahanmu” ucap semua para tamu ke Udin dan istri “Iya terima kasih juga semuanya karena sudah datang ke acara pernikahanku” ucap kembali dari Udin Usai pernikahannya, ayah Udin jatuh sakit dan dirawat dirumah sakit. Udin dan ibunya pun menjadi sedih karena sakitnya sang ayah. Ia dan ibunya menjaga ayahnya setiap hari di rumah sakit. Istrinya juga ikut merawatnya dengan membawakan makanan maupun buah buahan untuk ayahnya Udin Suatu ketika saat nafas ayahnya Udin sudah mulai terengah engah. Udin dan keluarga pun menjadi panik. Lalu ibunya memanggil perawat perawat yang ada disana namun tak kunjung datang juga. Setelah itu Udin yang tengah duduk disamping ayahnya, ayahnya mulai berkata kepadanya untuk memberikan wasiat. “Din, terima kasih ya atas semuanya, terima kasih untuk ketekunan dan kerja kerasmu. Sebetulnya kita Ayah dan Ibunya enggak minta apa apa kok dari kamu. Ayah cuma ingin kamu sukses dan bahagia yang berguna bagi orang banyak. Dan sekarang kamu sudah menggapainya” ucap sang ayah sambil terbatuk batuk. “Ayah ngomong apa sih, jangan banyak bicara yah sebentar lagi susternya kesini untuk menangani ayah” jawab Udin memotong ucapan ayahnya Lalu Ayahnya berkata lagi “Tapi ingat ya Din, kalau kamu sudah di atas janganlah sesekali kamu sombong. Tetaplah jadi Udin anak ayah yang ayah kenal. Dimata ayah kamu tetaplah Udin kecil yang ayah gendong gendong”. Terlintas di pikiran Udin mengingat memori memori yang sudah ia lalui bersama Ayahnya. “Sebentar lagi ayah, sebentar lagi mereka para dokter/suster kesini untuk menangani ayah” ucap Udin sambil menangis untuk menekankan ayahnya agar tidak berbicara yang aneh aneh. “Terima kasih Udin, Ayah bangga sama kamu, jaga dan sayangi ibumu ya din”. Kata kata terakhir dari sang ayah yang juga merupakan hembusan nafas terakhir dari ayahnya. “Ayahhh” “Ayahh…” “Ayahhh…” Teriak Udin sambil menangis panik ayahnya sudah tidak bernafas. Tak lama suster pun datang untuk menangani ayahnya Udin dan membawa Ayahnya Udin ke ruang ICU. Udin dan keluarga pun cemas dengan keadaan ayahnya, ia menunggu keputusan dari dokter di ruang tunggu ICU. Selang beberapa lama dokter keluar dari ruang ICU dan memberikan kabar mengenai ayahnya bahwa ayahnya sudah tiada. Semuanya menangis mendengarnya terutama untuk Udin dan Ibunya. Setelah kepergian sang ayah Udin mengingat semua wasiat dari ayahnya untuk tidak sombong dan selalu menjaga, juga menyayangi ibunya. Ia selalu menjadi orang yang dermawan. Yang berguna bagi orang banyak. 5 TAHUN KEMUDIAN Di sebuah pantai yang dimana Udin pernah kesana bersama dengan ayah dan ibunya. Lalu terdengar keasikkan sebuah keluarga yang sedang bermain. “Ayah… Ayo kita buat istana pasir yang bagus” ucap seorang anak kecil “Ayah… Ayo kita main bola” ucap anak yang satunya lagi “LETS GO…!!!” seru ayahnya Ternyata Udin sudah memiliki 2 anak kembar. Dia pergi ke pantai bersama ibu dan istrinya juga anak anaknya untuk mengingat masa masa kecilnya bersama ayahnya dulu di pantai tersebut. Mereka menikmati liburan dan berfoto bersama. Kemudian Udin mencetak foto tersebut lalu mengabadikannya. TAMAT Itulah akhir dari kisah Udin yang meraih suksesnya. Seorang anak penjual gorengan yang memiliki impian untuk sukses dan membahagiakan orang tuanya. Dari menjadi siswa anak sekolah dan juga kurir lalu membuka usahanya sendiri sampai mempunyai perusahaan perusahaan besar yang sudah bersaing dalam tingkat internasional. Semua ia lalui dengan gigih dan penuh semangat. Ia tak pernah menyerah untuk menggapai suksesnya. Cerpen Karangan Muhammad Akmal Blog / Facebook Akmal Baron TUGAS CERPEN BAHASA INDONESIA Nama Muhammad Akmal Kelas XI MIPA 1 No. Absen 24 Guru Pembimbing Drs. Prasito, MM Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 1 Februari 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpen Meraih Sukses merupakan cerita pendek karangan Muhammad Akmal, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Aku Oleh Fatima Hutabarat Aku adalah Nisa, seorang gadis yang lemah, aku terlahir dari keluarga yang sederhana. Ibuku bekerja setiap paginya sebagai penjual kue. Beliau sendiri harus menafkahi aku dan kedua adikku karena Lilin 17 Tahun Ku Part 2 Oleh Ardianti Kusumawati Tak terasa alarm di ponselku sudah berdering. Itu menunjukkan bahwa sudah pukul WIB. Ini memang sudah menjadi kebiasaanku bangun jam 4 pagi. Aktivitas yang aku lakukan saat masih Mati Dalam Angan Part 2 Oleh Affiantara Marsha Yafenka Kami berenam langsung berlari keluar dari lubang perlindungan menuju tempat yang direncanakan. Sementara Kapten Ade berlari ke arah lain untuk memancing perhatian regu tembak dan berhasil, semua tembakan langsung Aku Ibu dan Piano Oleh Antonia Luisa Januari 1996 Alunan suara piano menyejukkan hati pendengarnya. Para juri menutup kedua matanya. Senyuman tersungging di bibir mereka. Gerakan jemari sang pianis bergerak dengan serasi dan lembut. Chopin – Pesan Terakhir Oleh Ningrum Trija Kesuma Namanya Maura Askia Azzahra, panggil saja Ara, gadis kecil berkacamata, polos dan berkeingintahuan yang besar. Ara tinggal di rumah bersama tantenya, yah, Papa dan Mama nya sedang kerja di “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
Inilah Cerpen Motivasi Pendidikan yang menceritakan tentang kesulitan, keteguhan dan kesuksesan yang penuh makna. Sebuah contoh cerita pendek yang menceritakan perjuangan seseorang yang ingin terus belajar dan meraih strata tertinggi dalam pendidikan. Berikut ini merupakan kumpulan Cerpen Perjuangan terbaru karya para sahabat cerpenmu yang telah diterbitkan, total diketemukan sebanyak 384 cerita pendek untuk kategori ini. Untuk mencari cerita pendek Cerpen berdasarkan kata kunci tertentu, Kamu bisa gunakan Kotak pencarian di bawah ini! Pengkhianatan Anak Angkat Cerpen Kiriman Henri Koreyanto Lolos Moderasi Pada 11 June 2023 Gambaran langit merah di sore itu betul-betul sulit hilang di ingatan bocah cilik yang mendekam di kereta kuda. Tak sempat ia mengucap sepatah kata untuk bapaknya yang lebih dulu berpulang. Hatinya terus bertanya apa sebab kampung lahirnya dibombardir meriam » Baca lanjutan ceritanya... Keberanian Cerpen Kiriman Vicky Marvel Lolos Moderasi Pada 21 May 2023 Sejak SD, Vernandos dan Vyrle diajarkan untuk tidak manja kepada kedua orangtuanya. Sejak saat itu Vernandos dan Vyrle sudah beranjak dewasa, dan Vernandos serta Vyrle masih ingat apa yang dikatakan oleh gurunya untuk “Tidak Manja”. Suatu saat dimana perusahaan » Baca lanjutan ceritanya... Accomplished Dream Cerpen Kiriman SMP Tarakanita 1 Jakarta, Tiara Theodora Hadinata Lolos Moderasi Pada 21 May 2023 Cahaya mentari masuk ke kamar Calvin dan menyinari tubuh Calvin yang masih berada di dunia mimpinya. Bisco masuk ke kamar Calvin untuk membangunkan majikannya itu, tetapi sebelum Bisco bisa naik ke kasur Calvin, suara lantang Andrian sudah terdengar di » Baca lanjutan ceritanya... Perjuangan Tanpa Batas Cerpen Kiriman Nasya, SMP Tarakanita 1 Jakarta Lolos Moderasi Pada 14 May 2023 Perjuangan dalam hidup itu tentunya diperlukan untuk mengembangkan kekuatan diri setiap orang. Dalam kehidupan kita pasti akan bertemu dengan yang namanya rintangan. Tinggal bagaimana kita mengatasi rintangan tersebut. Kita pastinya pernah memperjuangkan seseorang, begitu juga dengan kisah Rosanna ini » Baca lanjutan ceritanya... Tekad Bulat Suci Cerpen Kiriman Radinka Aisya, SMP Tarakanita 1 Jakarta Lolos Moderasi Pada 14 May 2023 Adalah seorang siswa perempuan bernama Suci, yang lahir dari keluarga miskin. Ayahnya sudah tiada dan ibunya sebagai tulang punggung keluarga mencari nafkah dengan berjualan kue di pasar. Suci beruntung bisa tetap bersekolah dengan beasiswa karena Suci anak yang pintar. » Baca lanjutan ceritanya... Derai Air Mata Dalam Untaian Doa Cerpen Kiriman Cial Shintar Lolos Moderasi Pada 17 April 2023 Ini bukan kisah sepasang remaja yang jatuh hati, bukan pula kisah seseorang memendam perasaan, dan kisah penuh bahagia, tetapi ini kisah penantian perjuangan seorang anak yang yakin menepati janjinya demi ibu yang sedang berjuang untuk kembali berkumpul bersama orang-orang » Baca lanjutan ceritanya... Hikmah dari Usaha yang Sungguh Cerpen Kiriman Annisa Ilma Zulfa Sabila Lolos Moderasi Pada 17 April 2023 “Arrgghhhh”, ucapnya dalam keheningan kamar. Sandhing terbangun dengan problematika yang tak kunjung lepas di kepala. Pusing, pening, hancur, rapuh dan tak tau lagi aku harus menggambarkan seperti apa. Mataku sudah tak sanggup membendung lautan emosi yang berhari hari tak » Baca lanjutan ceritanya... Menara Impian Cerpen Kiriman Faniel Vian Lolos Moderasi Pada 26 March 2023 Hembusan angin membuat gorden melambai-lambai. Lantai ruangan itu dipenuhi dengan cipratan cat berbagai warna. Kuas, palet, dan kertas yang berserakan menambah kesan tak teratur. Ruangan itu terlihat sepi, hanya ada kasur dengan beberapa alat aneh disampingnya, dengan seorang anak » Baca lanjutan ceritanya... Jangan Buang Waktu Untuk Menyerah Cerpen Kiriman Indah Rohmatin, SMPN 1 Puri Lolos Moderasi Pada 19 February 2023 Sejak kecil ia selalu tertarik dalam dunia kesehatan, ia sangat ingin untuk menjadi dokter yang hebat dan berguna bagi masyarakat. Ini adalah cita-cita Rafi, seorang anak penjual kue keliling di desanya. Ia hanya hidup berdua bersama dengan ibunya. Ketika » Baca lanjutan ceritanya... Kisah Anak Broken Home Cerpen Kiriman Mailinda Lolos Moderasi Pada 8 February 2023 Pada suatu hari terdapat anak perempuan yang terlahir di dunia. Anak itu bernama Cllaritta Anastasya. Cllaritta adalah anak yang rajin, baik dan cantik. Dia pun tidak egois dalam segala hal. Cllaritta terlahir dari keluarga yang broken home. Ayah dan » Baca lanjutan ceritanya... Page 1 of 391 2 3 4 » Last » Belajartentang apa-apa yang harus aku pelajari untuk bisa lolos seleksi telah ku usahakan semaksimal mungkin. Aku bersyukur dan yakin bahwa ini adalah pilihan terbaik dari Allah sebagai jalanku menuju kesuksesan meraih cita dan cinta-Nya. Ku niatkan jalan kuliahku sebagai bentuk ibadahku pada-Nya, sehingga kuharap ridho kan ku dapatkan
Mendaras kompilasi konseptual cerpen senawat pendidikan islami, kerja, spirit sukses akan terlampau bermanfaat. Terlebih bagi murid remaja di sela-sela periode belajar dirumah. Hal ini akan menumbuhkan rasa rajin terhadap sikap kerja keras, rajin, ki liat dan enggak pantang tunduk. Kok bisa? Ya, dari sinopsis atau ulasan buku cerpen tembung nan telah dibaca, anak pelajar akan tau bahwa untuk boleh kehidupan sukses telah seharusnya memiliki kepribadian tersebut. Sehingga, adanya kumpulan cerpen motivasi singkat tersebut akan menjadi salah satu inspirasi terbaik baik diri anak khsususnya SD yang masih memiliki perjalanan yang sangat tataran. Sebelum membaca kumpulan kamil cerpen yang Kami sajikan, untuk menaik motivasi kalian bisa melihat video “Jangan Takut Berjuang Sendiri” berikut ini Contents Cerpen Tembung Pendidikan Contoh Cerpen Lecut Penggalan 1 Transendental Cerpen Tembung Bagian 2 Cerpen Senawat Islami – Cak bimbingan Puasa Cerpen Motivasi Kerja Cerpen Cemeti Nasib Cerpen Motivasi Belajar Share this Cerpen Motivasi Pendidikan Contoh Cerpen Pecut Pendidikan Contoh Cerpen Motivasi Putaran 1 “Tidak semua aksi dapat melanglang lampias. Terkadang banyak juga bujukan sandungan nan merintanginya. Lain akan halnya seberapa hasil yang ia boleh. Bukan juga tinggi. Asalkan halal, maka jangan kau takut bakal melangkah bertamadun. Hanya orang yang enggak tau keistimewaan kehidupanlah yang memandang seseorang dengan apa yang tak harus dipandang. Maka pandanglah kerja keras, usaha dan hasil yang didapatkan secara keseluruhan.” Begitulah motivasi yang selalu ku tanamkan di kerumahtanggaan hidupku. Aku merupakan putra tertua berpokok dua berkerabat. kedua orang tuaku memberiku nama Ahmad Syaifudin Zuhri. Ayahku selalu berpetaruh di setiap periode “Kesuksesan orang berbeda-beda. Jangan pernah membandingkannya. Cak acap bangun untuk mengawali jalan yang baik agar mendapatkan hasil yang terbaik. Ayah dan Ibumu namun bisa mendoakan sebaiknya mendapatkan yang terbaik dan makin baik” Ayah dan Ibuku mengajarkan banyak peristiwa kepadaku. Mulai terbit kerja keras, mensyukuri nikmatnya umur hingga kewajiban kepada Halikuljabbar. Biarpun kami hidup dalam kekurangan, tetapi kami selalu menghadapinya dengan senyuman. Banyak keluh kesah yang tersampaikan setiap malam, cuma semua itu berakhir dengan candaan. Ayahku berkarya sebagai kuli bangunan. Penghasilan yang didapatkan pun tidak rajin terserah. Sementara ibu mengelola kondominium. Pernah suatu saat Ibu bersikukuh untuk bekerja demi membantu keuangan batih. Akan sekadar aku dan ayahmu melarangnya karena kondisinya bukan memungkinkan. Ibu sudah lama menderita penyakit ginjal. Kadang trenyuh juga melihat kondisi Ibu. Harus bolak bengot ke dokter buat periksa dan supremsi yang pastinya membutuhkan banyak biaya. Aku pun berusaha persisten untuk bekerja membantu keuangan batih. Disisi lain aku lagi memiliki damba lakukan kuliah dan menjadi sarjana di satah kedokteran. Akan doang, karena kondisi finansial tanggungan yang enggak memungkinkan maka kuputuskan untuk kuliah bungkam-diam. Di pagi masa buta aku harus ikutikutan tiang penghidupan rumah menggantikan ibuku. Mulai dari memasak, membereskan rumah hingga pencahanan lainnya. Penutup-akhir ini kondisinya semakin parah. Akhirnya pasca- semua pencahanan radu, aku pun berbohong cak bagi pergi sebentar tinggal bekerja. Aku bukan mungkin mengatakan jika akan mulai kuliah karena khawatir akan menambah bahara pikiran. Semenjak awal sudah lalu kuputuskan jika akan kuberitahukan semuanya diwaktu yang tepat. Tahun pun semakin siang. Mutakadim saatnya bakal kuliah. Aku kembali segera berangkat. Sesampainya di kampus, segera kuparkirkan pengambil inisiatif di tempat yang sudah disediakan. Aku pula segera menemui kedua temanku, Yoga dan Angga. Mereka berdua ialah teman dekatku yang cerbak mendukung barang apa mimpi-mimpiku. Aku pun menegur keduanya. Mereka membalas dengan senyum khasnya. Keduanya terlihat ngobrol dengan khusyuk. Lekas aku memasuki papan bawah lakukan membaca materi mata syarah nan akan disampaikan kelak. Lain terasa Sampul Ahmad, dosenku mutakadim memasuki ruangan. Segera aku mengerudungi buku dan mengimak proses perkuliahan. Pak Ahmad habis baik padaku. Nikah suatu ketika beliau membiayai ongkos perlombaan di Kalimantan. Akupun tidak mengecewakan beliau dan berakibat mendapatkan pemenang purwa intern perlombaan itu. “Patut sekian materi plong waktu ini. Jangan tengung-tenging untuk merangkum materi nan telah saya sampaikan dan dipresentasikan maka itu kelompok minggu depan.” Tutup Pak Ahmad. Para mahasiswa pun kompak menjawab dengan kehidupan. Saja aku doang nan kekhawatiran. Tidak karena materi yang disampaikan, tetapi biaya nan harus dikeluarkan dengan kuantitas lumayan. Segera aku merangkum materi yang sudah disampaikan dan bergegas untuk pergi bekerja. Sepanjang jalan aku cuma boleh diam dan mengabaikan mahasiswa lain. Walaupun terasa sensual di telinga tapi taat ku acuhkan namun. “Itu teko sang Udin, tukang becak.” “Eh, ada tukang angkung” Udah ah, kasian tuh liatnya” Aku pun mempercepat langkahku tanpa memperhatikan mereka. Memang setiap hari gegares saja terserah orang-turunan nan menghinaku. Arah lain, terserah pun manusia-orang yang terus menyemangatiku membuatku tidak pantang menyerah dan putus asa untuk terus maju. Perkataan mereka membuatku sukma intern berkreasi dan menjadi senawat kerjakan menyelesaikan perkuliahanku. Aku kembali sudah hingga di pangkalan becak. Namanya juga insan pasti ada yang doyan dan ada yang bukan. Di persinggahan becak lagi masih juga terdengar cemoohan-cemoohan yang muncul terhadapku. “Heh, Udin. Kamu seharusnya kuliah saja, gak usah sinkron narik langca. Masa iya mahasiswa kerjanya narik lanca, malu-maluin” Udin, kemarin gak narik kemana?” Aku hanya boleh membalas dengan senyuman. Tak barangkali pula aku layani ucapan mereka karena tidak akan ada habisnya. Kemarin memang aku tidak start kerja karena ibuku mendadak sakit da aku pun memintal untuk merawatnya. “Engkau tuh harusnya titik api sepadan lektur. Meski bapakmu saja yang nyari kerja cak bagi biayain kuliah. Enggak berlimpah gini.” “Harap pembebasan seruan sembahyang, sepantasnya kiai saya juga bekerja. Akan sahaja di usianya yang sekarang seharusnya kiai sudah menikmati musim tuanya. Bukannya sampai-sampai banting tulang membiayai anaknya. Malah seharusnya saya yang mencukupi kebutuhan mereka. Saya sekali lagi merasa sangat bersyukur karena boleh minus kontributif kebutuhan di flat.” Contoh Cerpen Cambuk Bagian 2 Esoknya, aku kembali memilih wadah lain untuk mangkal tinimbang memanjangkan masalah. Aku mengelus dada menunggu penumpang menclok. Sebuah tiang penghidupan yang baik dibutuhkan ketabahan. Masa penumpang duga sepi. Hasil yang kudapatkan kembali memendek. Aku pun bergegas pulang karena musim sudah lilin batik. DI medio urut-urutan, aku menyibuk kiai-bapak yang kelihatannya membutuhkan bantuan. Segera saja kuhampiri dan dia pun tersenyum dengan wajah lesu. “Ini pak, saya ada sedikit uang. Memang lain seberapa, tapi semoga dapat bapak manfaatkan dengan sebaiknya” Terima kasih ya nak. Semoga Yang mahakuasa mengabulkan apa nan beliau impikan.”Katanya dengan suara lemah. “Aamiin ya Rabb” Aku berketentuan jikalau fungsi nan kita lakukan masa ini pasti akan mendapatkan penolakan di kemudian masa. Halikuljabbar itu maha adil. masih banyak insan-hamba allah yang tidak beruntung dari sreg kita. Testing yang kita dapatkan dari Tuhan pasti bukan akan memberatkan kita. Jangan hingga kita menyerah detik menghadapi ujian. Akan cak semau balasan yang lebih sani jika kita fertil melewati tentamen dan cobaan. Assalamualaikum Ayah, Ibu?” Gapura pun sambil dibuka maka itu Ana. “Waalaikumsalam, ayuk! Yeeee, kakak sudah pulang, hehehe biasa kak” Seperti biasa engkau menjulurkan tangannya kepada ku dengan tujuan menanyakan uang dariku. “Nih uangnya. Hari ini ning gak bawa persen sebanyak kemarin” Ucapku sambil memberikan beberapa lembar uang lelah kepada Ana. Ia memang sering mempersunting uang kepadaku. Entah buat apa. Tetapi aku setia mendukungnya karena uang nan didapatkan dariku sering ditabung. “Nggak apa-apa, Kak. Makasih ya” “Sama-sama Anan. Ayah sudah pulang? Ibu dimana?” Tanya ku kepada Ana Ayah sama ibu lagi di kamar Kak” Taajul aku menemui Ayah dan Ibu di intern kamar. Ku cium kedua tangannya. Kemudian kupeluk keduanya sambil mengasumsikan senyum mereka berdua menyibuk aku wisuda. Agar saja dapat terjadi. Nak, sebaiknya kamu nangkring kerja dan melanjutkan pendidikanmu nan tertunda. Insyaallah ayah masih sanggup membiayainya” Ayah sangat berharap aku bisa kuliah dan mengetem kerja. Uang nan selalu kudapatkan juga sangat jarang dipakai makanya ayah dan Ibu. Mereka empat mata bahkan memintaku untuk menabung uang hasil kerjaku. “Ayah sepi semata-mata, lain perlu mikirin pendidikanku. Biarkan aku ikut bekerja mendukung melonggarkan finansial anak bini. Aku kan anak purwa dan sudah agar kondusif ayah bekerja. Biarkan Ana saja nan melanjutkan pendidikannya hingga jenjang termulia nantinya. Selalu ada banyak cara bakal bisa sukses.” Jelasku membagi konotasi kepada mereka. “Tapi kan nak. Apakah engkau mau begitu juga ini terus? Jika anda terus bekerja dan tidak kuliah, akan ada banyak orang yang menghinamu, nak” Sudahlah yah, abaikan saja apa yang mereka katakan. Kita sepan berusaha dan berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Pasti nan namanya usaha akan mendapatkan hasil nantinya.” “Aku mau ke kamar tinggal, Yah, Bu.” langsung ku bergegas pergi kemar. Ayah hanya bisa tungkap dan tidak boleh memaksa kehendakku, sementara ibu hanya bisa tersenyum dengan lesu. Memang kedua orang tuaku bukan pernah tahu kalau aku semenjana kuliah. Sebatas masa ini aku tetap merahasiakannya. Biarlah masa yang akan memberi tahu nantinya. “Ya Rabb, apakah pilihanku ini nan terbaik? Apakah berbohong demi tidak mengalutkan mereka berdua ialah sortiran terbaik? Permudahkanlah segala urusanku Ya Rabb. Aamiin.” Kataku memohon. Masa-hari pun berjalan seperti resmi. Saban hari aku pamit bekerja kepada ibuku. Teman-imbangan ku masih banyak yang tidak menyukaiku dan presentasi sekali lagi berjalan dengan lancar. Tanpa sepengetahuanku, ternyata semua presentasi sudah disiapkan kedua jodoh baikku. Aku pun berusaha mengganti biaya untuk takhlik presentasi, tetapi mereka tidak kepingin. Lagi-juga aku dibantu oleh mereka berdua. Setelah presentasi, kami memutuskan pulang bersama-setimbang. Akan tetapi, sesaat kemudian ada yang memanggil namaku. Aku pun menengok ke perigi kritik. Ternyata yang memanggilku tadi adalah Pak Ahmad. Aku pun sekaligus menemuinya. Ada apa ya bu?” Tanya ku yang masih bingung. “Ia terserah waktu sebentar tidak? Saya mau berbicara sama kamu” “Insya Allah ada, Pak” Aku pun menyuruh kedua temanku untuk pulang terlebih dahulu. Bukan boleh jadi juga mereka menungguku untuk tahun yang lama. Bungkusan Ahmad pun mengajakku ke kedai di dempet kampus. Selongsong Ahmad sekali lagi memesankan bilang makanan dan minuman sebelum memulai perundingan. “Saya mengajak kamu kesini kepingin memberitahu sesuatu. Selama ini saya melihat ia yakni hamba allah yang punya potensi dan beda dari yang tak. Nyawa,keluasan pikiran, serta guna dia saya rasa kamu berhak buat mendapatkan yang seharusnya. Ada program beasiswa pecah kampus untuk kamu. Semua itu kerjakan mempermudah biaya pendidikan kamu. Sudahlah sebagai sebuah rang perjuanganmu” Aku terdiam mendengarnya. Bapak sudah sangat membantu saya, tetapi saya sama sekali bukan bisa membalas arti Buya…..” “Saya nirmala dan suka jika kamu menerimanya. Sekarang sudah sore dan saatnya pulang. Cepatlah pulang ke rumah, khawatir orang tua engkau mencarimu” Lanjur Bungkusan Ahmad. Syukur Pak. Insya Yang mahakuasa saya tidak akan mengecewakan Buya.” Aku pun lekas pulang ke rumah. Aku merasa bahagia mendengar segala apa yang sudah kudengar tadi. Aku percaya Inilah wirid-takbir yang selalu dipanjatkan oleh individu tuaku dan semua yang menyayangiku. Sesampainya di rumah, semuanya terasa nyenyat. Satu sendirisendiri satu kupanggil tetapi tiada perbangkangan. Kemana semuanya? Berbagai diversifikasi pikiran destruktif terpikir di benakku Seketika ayah datang dengan grusa-grusu. “Cepat ubah baju dan segera ikut ayah. Ayah tunggu di depan” Aku lagi menuruti perkataan ayah. Ayah membawaku ke kancah nan sama sekali tidak aku senggang. Sesaat kemudian kami pun start di rumah remai. Aku turun mengikuti ayah di depanku. Ayah bergegas menuju rubrik dengan nomor kamar 014. Perlahan ayah membuka pintu dan terlihatlah seorang kuntum nan terbaring di sana dengan selang infus. Aku pun menahan tangisku. “Ibu?” Ana juga memanggilku “Timbrung kak, Ibu semenjana tidur”. Inilah jawaban dari pencarianku tadi. Semua ada di sini. Sekadar apa yang terjadi dengan Ibu? Ayah kembali mengajakku keluar “Penyakit ibu semakin parah dan harus dioperasi nak. Kita sangat membutuhkan banyak biaya untuk operasi ibu.’ Jelas ayah dengan lembut. Bagaimana ayah akan mendapatkan uang sebanyak itu? Batinku berkecamuk. “Aku n kepunyaan tip bilang di tabungan Yah. Barangkali tak banyak tapi dapat membantu biaya propaganda Ibu.” Jangan, Nak. Biar ayah saja nan mencarinya. Gunakan uangmu cak bagi biaya pendidikan esok” “Bilamana lagi aku dapat membantu. Minta diterima Yah.” Aku pun bergegas menyingkir ke ATM bakal menjumut semua uang jasa dan memberikannya kepada Ayah. Ayah juga punya uang untuk biaya operasinya. “Ana juga cak hendak kondusif. Ana punya tabungan yang bisa digunakan buat operasi Ibu. Kakak yang anugerah uangnya” Kata Ana tiba-menginjak. Ternyata selama ini uang yang dia minta tidak digunakan untuk jajan, tetapi semuanya dimasukkan tabungan. Operasi pun berjalan lancar. Kami pun merasa suka. Setelah bilang hari akhirnya ibu sudah diperbolehkan pulang. Sejumlah bulan kemudian Hari ini aku tinggal bahagia. Segera aku pulang ke apartemen dan memeluk ibuku dengan bahagia. “Ada apa nak, kelihatannya bahagia sekali” Ibu dan ayah masih kebingungan dengan tingkahku. “Ahad depan aku wisuda Bu, Yah” “Hah, ahad depan. Sejak pron bila kamu syarah nak? Ayah dan Ibu masih belum ngerti” Tanya ibu yang terkinjat dengan jawabanku. “Ceritanya tangga bu. Yang utama ahad depan kalian semua harus hadir internal wisudaku” Ibu pun menangis bahagia. Inilah yang kutunggu-tunggu sejauh ini. Kedua orang tuaku seketika memelukku. Ya Rabb, bermami syukur kusanjungkan kerjakan-Mu. Terima kasih atas segala nikmat yang Kau berikan. Kamu telah menunjukkan kepadaku bahwa sebuah usaha bukan ada yang tawar. Semua yang disangka tidak mungkin terjadi menjadi manifesto akhirnya” Akhirnya wisuda juga berjalan dengan lancar. Semua tampak bahagia dengan kelulusannya. Semua beranggapan seandainya aku enggak mampu barang apa-apa. Dengan kerja berkanjang, manuver dan doa pastinya semua usaha kita tidak akan mengkhianatinya. Tak apa makhluk memandang kesuksesan beralaskan pangkatnya. Tapi percayalah semua pangkat enggak akan ada artinya jika kita tidak berusaha. Hanya usaha dan doa yang selalu dipanjatkan setiap saat lah yang akan menuntunmu meraih kesuksesanmu. Kompilasi cerita pendek pendidikan lengkap disini Cerpen Pendidikan. Cerpen Motivasi Islami – Latihan Puasa Contoh Cerpen Motivasi Islam Rembulan Ramadhan merupakan rembulan yang penuh berkah. Semua umat Muslim di dunia menjalankan ibadah puasa. Tak terkecuali lakukan Andim. Puasa barangkali ini terasa istimewa bagi Andim. Karena bulan ini merupakan bulan mula-mula bagi dia melaksanakan ibadah puasa. Dia sangat senang karena akan menjalankan puasa tanpa ada paksaan dari kedua orang tuanya. Kakaknya pun, Kak Vega dulu bangga kepadanya. Bilamana makan sahur pun Andim sangat bersemangat sehingga orang tuanya tidak mesti membangunkannya. Andim terus terasuh sampai selesai subuh dan menjalankan aktivitasnya begitu juga legal, yakni mengerjakan teka teki silang. Ibu nya Andim pun datang mengawani anaknya. “Mah, apakah bilamana ini semua sosok Selam di dunia sedang menjalankan puasa seperti mana Andim?” Ibu nya hanya bisa mesem sambil menganggukkan kepalanya. Merasa kurang pada, Andim juga bertanya pun “Tapi apa mereka tidak haus dan lapar, Ma? Mengapa mereka konsisten menjalankan puasa?” “Nak, puasa Ramadhan itu hukumnya wajib bagi insan-muslim yang mutakadim baligh. Makanya semua bani adam Islam di Bumi menjalankan Ibadah puasa termasuk Ayah, Mamah dan pun yunda” Jelas Ayah nan akan berangkat berkreasi. “seperti itu ya, Yah” Angguk Andim. Tak terasa 1 Teka teki cagak sudah lalu diselesaikan Andim. buru-buru dia melempengkan bukunya dan duduk bersama Mamah dan Kak Vega yang akan membaca al-Qur’an. “Mari, Dik… kita tadarus dulu. jangan sia-siakan bulan nan penuh berkah ini dengan hal nan batil” Ajak Kak Vega. “Baik, Kak” Jawab Andim sambil cekut al-Qur’an. Belum lama tadarus, tiba-tiba Andim berhenti dan menyandang perutnya yang sudah berangkat lapar. “Mah, hari buka puasa kurang berapa jam?” Tanya Andim “Hahahahaha, Dik.. waktu buka masih lama banget. Saat ini baru pemukul sapta pagi. Tentatif waktu buka puasa belakang hari jam enam sore” Sahut Kak Vega. Merasa kasihan dengan Andim, Mama pun menguraikan kepada Andim. “Nak, berpuasa itu centung wajib. Di intern bertarak bukan hanya menahan rasa lapar dan haus, belaka menahan dari segala hawa nafsu, mulai berpokok amarah, makan, minum dan segala sesuatu nan dapat membatalkan puasa, dimulai dari terbitnya pagi buta sampai tenggelamnya matahari. Makara Andim harus menahan perasaan menunggu periode bentang” “Di internal puasa, segala sesuatu yang tak dilarang oleh agama akan menjadi ibadah, seperti mendaras al-Qur’an, berkreasi, hingga tidur sekali lagi dinilai ibadah, Nak” Jelas Mama panjang lebar. “Kalau begitu, Andim dapat tidur, Mah?” Pertanyaan Andim. “Tentu belaka boleh, Dik. Tidur itu kan ibadah. Daripada kita berbicara nan tidak ada manfaatnya lebih baik digunakan cak bagi tidur.” Jawab Kak Vega. Andim pun buru-buru menjauhi ke kamar bikin tidur. Tak terasa Adzan Dzuhur membangunkannya. “Mah, apakah mutakadim Adzan Magrib? Cak bertanya Andim dengan polosnya. “Belum, Nak. Ini baru adzan Dzuhur.” Jawab Mama dengan lembut. “Beber puasanya lama banget ya, Mah?” Tanya Andim sambil merengek. “Sabar ya, Nak. Orang nan sabar itu disayang Halikuljabbar. Apalagi Andim madya menanggang perut, jadi harus boleh sabar, kepala dingin dan selalu sabar” Jelas Mama. Mendengar penjelasan Mama nya, Andim segera mencoket air wudhu dan bergegas pergi ke mushola dekat rumah untuk jamaah sholat dhuhur. Karena makanan Andim sudah keroncongan, dia kembali menghindari ke ketuhar buat bertanya kepada Mama dan Kak Vega. “Mah, sudah waktunya buka puasa ya?” Tanya Andim nan tertumbuk pandangan sudah tidak lunak. Belum Dik, masih dua jam lagi. Sabar ya” Jawab Kak Vega sambil mesem. Andim pun meninggalkan menonton televisi di ruang petandang tepat saat ayahnya pulang kerja. Sekonyongkonyong, aroma masakan dari perapian menyeruak menyentuh pangsa tamu. Godaan bebauan masakan pun membuat Andim enggak bisa menahan rasa laparnya. Mah, Andim boleh gak mencicipi makanannya?” Kata Andim sambil berteriak. “Tak bisa Nak. Bersabarlah, sebentar juga sudah waktunya beber puasa. Sana cepat mandi dan bersiap-siap” Jawab Mama dengan bijak. Andim segera pergi bagi mandi dan bergegas membantu Mama dan Ka Vega menyiapkan hidangan berbuka di meja makan. Tak terasa adzan magrib sudah berkumandang menunjukkan bahwa waktu berbuka puasa sudah tiba. “Alhamdulillah..” Ucap Andim bahagia. “Jangan tengung-tenging Nak, ayo kita berdoa bersama-sekufu” perkenalan awal ayah dengan bijak. Cerpen Pecut Kerja Transendental Cerpen Motivasi Kerja Pada suatu siang di kafe longo, terdapat jejaka nan sedang sibuk dengan laptopnya. Tiba-tiba ada seorang anak penjual bunga nan sedang menghampirinya. “Om silahkan dibeli bunganya” “Tidak, terima hidayah. Saya enggak ceceh” Ucap bujang tersebut masih tetap sibuk dengan laptopnya. “Beli satu doang Om bakal kekasih atau gula-gula Mamanda” Rayu anak tersebut. “Heh, anak kecil, kamu gak tau segala seandainya om sedang sibuk? Kapan-kapan tetapi sekiranya butuh, Mamak akan beli bunga berasal dia” Pengenalan cowok tersebut dengan nada tinggi. Mendengar ucapan tersebut hasilnya anak asuh kecil itu beralih ke insan-cucu adam yang lalu lalang di kawasan kafe tersebut. Setelah agak sorean akhirnya pemuda itu meringkasi laptopnya dan bersiap-siap kerjakan pulang. Baru saja keluar dari warung kopi, pemuda tersebut didekati oleh anak katai penjual anak uang. “Saat ini Om sudah tidak sibuk, silahkan Om dibeli bunganya. Harganya murah kok. Satu batang cangkul saja Mamanda” Karena kasihan dan juga kesal akhirnya perjaka tersebut membedakan persen dari dompetnya “Ini ada uang rupiah buat ia. Om enggak titit bunga, anggap saja ini sedekah untukmu” Ucap cowok tersebut sewaktu mengulurkan uang kepada anak kerdil. Tip itu sekali lagi diambilnya, namun bukan untuk disimpan. Dia pun menghadap pengemis yang kebetulan sedang lewat di depan kantin tersebut. Pemuda tersebut merasa heran dan tersindir dengan sikap anak itu. “Kenapa uang itu beliau berikan kepada pengemis? Bukannya buat anda seorang” Anak asuh tersebut pun menjawab dengan polosnya “Lepas Paman, saya telah berjanji lakukan menjual bunga inidan tidak menerima uang dari minta-minta.” Ibu saya pun selalu berpesan cak bagi tidak menjadi pengemis, sekalipun kita lain memiliki uang adakalanya” Bujang itu lantas termenung melihatnya. Betapa pelajaran yang lalu berharga mulai sejak momongan mungil tersebut. Dia seakan mengasihkan pesan sekiranya kerja merupakan sebuah kehormatan. Tidak peduli seberapapun kesudahannya, asalkan itu dari perdurhakaan hasil kerja keras yang merintik-rintik dari keringat koteng ialah sebuah kehormatan dan kemangkakan. Pemuda tersebut lantas memperlainkan uang kerjakan memborong anak uang yang dijual anak asuh mungil itu. Tujuannya enggak karena kasihan, sekadar karena lecut kerja dan cak bimbingan yang luar halal dari cewek kecil penjual anakan. Cerpen Tembung Hayat Pola Cerpen Senawat Hidup Ringkas Di satu pagi, ada seorang teruna yang semenjana menghadapi berbagai macam komplikasi. Pemuda itu pun menemui orang tua bijak kerjakan membualkan segudang masalahnya. Ayah bunda itu pun menyimak dengan seksama setiap kisah yang disampaikan pemuda tersebut. Ia lantas menjumut segenggam serbuk dan mencampurkannya dengan segelas air di depannya. “Coba menenggak ini dan bagaimana rasanya? “Perkenalan awal ayah bunda. “Pahit sekali…..” Jawab pemuda itu. Lantas ayah bunda itu tersenyum dan mengajak pemuda itu ke wai di belakang rumahnya. Sesampainya di wai, ibu bapak tersebut sekali lagi camur serbuk tadi ke batang air silam mengaduknya dengan sepotong kayu. “Minumlah air sungai ini dan rasakan bagaimana rasanya” “Ahhh… habis segar kek” Sahut pemuda itu. “Apakah terdapat rasa pahit di intern air itu?” Cak bertanya kakek tua renta itu. “Sepadan sekali tidak ada kek” Jawab pemuda tersebut. Kakek tua bangka itu kembali tertawa. Wahai anak muda… Perlu sira perhatikan baik-baik, jikalau pahitnya arwah itu begitu juga segenggam tepung tadi. Takarannya cukup, tidak lebih dan tidak kurang. Jumlah dan rasa pahitnya selevel dan akan tetap setimbang. Jelas kakek bertongkat sendok itu. “Akan tetapi, INGATLAH… Awan kelabu yang kita rasakan tersidai dari wadah yang kita gunakan. Sehingga ketika kita merasakan kepahitan dan kegagalan di dalam umur, kita cuma boleh melakukan satu kejadian.” Hubung kakek tua itu sambil menghela nafas hierarki. “Yang bisa kita buat ialah berekspansi dan memperbesar produktivitas hati kita agar dapat gaplok segala kepahitan tersebut.” Hubung bibit buwit tua itu. “Jangan kecilkan hatimu seperti gelas, namun luaskanlah hatimu seluas sungai, seluas samudra yang tak berujung nan mampu menggampar segala kepahitan semangat kita. Sehingga kepahitan itu dapat berubah menjadi kesegaran dan kedamaian internal hidup” Pungkas kakek tua itu. Pemuda itu pun menghayati setiap nasehat bermula kakek bertongkat sendok itu. Akibatnya dia lagi sadar untuk bukan mengeluh tentang permasalahan nya. Akan tetapi sekarang dia berhasrat bikin lebih melapangkan hatinya seluas osean agar setiap permasalahan yang ada enggak membebani hidupnya. Cerpen Tembung Belajar Cermin Cerpen Senawat Belajar Namaku adalah Mufid. Aku bersekolah di SMAN 2 Semarang. Di dalam membiasakan, tujuanku tak hanya lulus, tetapi mendapatkan juara 1 paralel di sekolah. Itulah cita-citaku selama sekolah. Aku comar menggantungkan cita-citaku setimpal langit, optimis dapat meraihnya dan selalu ku iringi dengan ratib. Kiranya cita-citaku dapat terwujud, aku harus berlatih dengan giat. Kerjakan itulah aku selalu mewujudkan jadwal buletin, mingguan dan juga bulanan. Mungkin bagi banyak insan hal itu terlalu ribet, tapi bagiku, penjadwalan ini agar tidak banyak hari yang tergusur percuma nantinya. Akupun menuliskan cita-citaku di gawang tulis yang berada di kamar ku. Hal ini sepatutnya aku lain mengalpakan mimpiku bagi bosor makan mendapatkan pararel 1 di sekolah setiap semester. Walaupun begitu, aku selalu menyediakan diri untuk sekedar nangkring bersama teman-temanku. Aku sadar jika hidup itu butuh teman dan sekali lagi hiburan. Kerjakan sekedar mengetem bersama teman-temanku, kubuat maksimal 3 barangkali dalam 1 minggu dengan waktu maksimal 1 jam semata-mata. Tandingan-teman ku pun mutakadim memakluminya, sehingga mereka tidak mempermasalahkannya. Kendatipun ada juga teman-teman lain yang cerbak menghinaku dengan cemoohan “Sok saleh”, “terlalu ribet” dan sebagainya, tetapi ku acuhkan saja tuturan mereka. Terserah mereka mau bilang apa, landang setiap persiapan tentu akan ada individu nan mempermasalahkannya. Akhirnya di inferior 2 semester 1 akupun mendapatkan apa yang sudah lalu kuimpikan. Menjadi kampiun 1 paralel di sekolah. Akhirnya perjuanganku selama ini lain sia-sia. Rintihan haru atas hasil yang kudapatkan karena perjuangan yang pelik tak bisa kulupakan. Aku pun tidak boleh puas sebatas di sini saja. Masih ada perjuangan di semester depan nan harus kuhadapi. Semoga semester depan aku dapat juara 1 paralel pun. Nah itu tadi koleksi contoh cerpen lecut tentang pendidikan, semangat, kerja, belajar berwatak Islami yang dapat kalian jadikan referensi. Barangkali kalian punya komplet cerpen motivasi hidup sukses koteng? Kirim cuma cerpen cambuk diri versi Kamu kesini. Alias masih zakar contoh cerita pendek yang lain? Boleh baca disini Cerpen Persahabatan. Kiranya Bermanfaat. Jangan lupa untuk share sekali lagi ya.
Membicarakantentang perjuangan ya, saya berjuang dalam meraih cita-cita. Apapun keinginan saya akan saya raih walaupun itu dapat menguras tenaga saya. Saya buka terlahir dari keluarga yang kaya raya, akan tetapi saya di lahirkan dari keluarga yang sederhana dan berkecukupan namun saya tidak mau bergantung dengan orangtua saya, saya sudah
Cerpen Tentang Perjuangan Meraih Mimpi. Cerpen mengharukan tentang perjuangan seorang anak membahagiakan ibunya bagaimana cara berbakti dan menghormati kedua orang tua ketika masih hidup kisah cerita dalam cerpen mengharukan tentang perjuangan seorang anak membahagiakan ibunya adalah contoh perjuangan meraih sukses demi ibu tercinta. Rengkuhan bunda semakin erat, kemudian beliau berbisik kepadaku, “istighfar, nak. Contoh Cerpen Perjuangan Meraih Cita Cita Goresan from Selain itu cerpen perjuangan ini bisa menjadi bahan pembelajaran dan referensi untuk kamu yang sedang mencari hiburan dan mengisi waktu dalam masa senggang. Aku adalah anak pertama dari dua bersaudara. Kali ini saya akan memposting sebuah cerpen ,yang saya buat dua tahun yang lalu pada saat saya masih duduk di bangku kelas 8 sekolah menengah pertama smp . Cerpen Motivasi, Cerpen Perjuangan Lolos Moderasi PadaDi Mana Untuk Mendapatkannya Perlu Sebuah Pengorbanan Dan Betapa Pentingnya Sebuah Adalah Dhita Putri Ramadhani, Aku Dilahirkan Oleh Seorang Ibu Yang Sangat Luar Satunya Start Up Yang Dibintangi Oleh Bae Suzy Dan Nam Jo Fantasi Fiksi Lolos Moderasi Pada Cerpen Motivasi, Cerpen Perjuangan Lolos Moderasi Pada Semoga dengan cerita pendek ini bisa membuat para pembaca menjadi terinspirasi dan mulai untuk menghargai hidup baik untuk diri sndiri maupun lingkungan diskitar tempat tinggalnya. Aku sudah tak ingat kapan terakhir kali aku melihatmu. Cerpen mengharukan tentang perjuangan seorang anak membahagiakan ibunya bagaimana cara berbakti dan menghormati kedua orang tua ketika masih hidup kisah cerita dalam cerpen mengharukan tentang perjuangan seorang anak membahagiakan ibunya adalah contoh perjuangan meraih sukses demi ibu tercinta. Di Mana Untuk Mendapatkannya Perlu Sebuah Pengorbanan Dan Betapa Pentingnya Sebuah Proses. Sindi gadis cantik dan cerdas, ia terlahir dari keluarga kurang mampu. Cerpen meraih mimpi padahal masih sangat pagi dan udara terasa dingin seakan tak ijinkan aku untuk membuka selimut yang menutupi tubuh kurus ini. Berkisah tentang perjalanan hidup dua sejoli, cerita dalam novel ini tak melulu tentang cinta tapi juga tentang perjuangan dalam meraih mimpi dan kebahagiaan. Namaku Adalah Dhita Putri Ramadhani, Aku Dilahirkan Oleh Seorang Ibu Yang Sangat Luar Biasa. Memang, mengejar mimpi perlu niat, strategi dan usaha. Aku hanya mengangguk, tak berani menatap mata penuh perjuangan itu. Semua bermula ketika aku dinyatakan berhak mengikuti seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri snmptn oleh sekolahku. Salah Satunya Start Up Yang Dibintangi Oleh Bae Suzy Dan Nam Jo Hyuk. Cerpen tentang perjuangan meraih mimpi cerpen sangat mengasyikkan untuk dibaca di kala senggang, selain itu bisa juga dijadikan sebagai hal tersebut disebabkan karena contoh teks cerpen memiliki tema yang beraneka ragam sehingga cocok mereka semua mengajarkanku tentang ketegaran, tentang kebersamaan dan kehangatan. Puisi meraih mimpi bayangkan kalau kita seperti debu di atas,kita tak tahu arah, bergerak menuruti angin saja angin itu membawa kita ke sebuah tempat yang sangat asing,tak tahu seperti apa tempat saja angin itu menggerakan kita kedalam sebuah lautan luas, atau mungkin saja ke sebuah danau yang amat sejuk. Untuk lebih lengkapnya mari simak ceritanya berikut ini Cerpen Fantasi Fiksi Lolos Moderasi Pada Untuk mencari cerita pendek cerpen berdasarkan kata kunci. Selama acara dimulai ku hanya termenung memiirkan kembali tentang “impian” inilah sebuah proses, yang penting bukanlah hasil, tapi proses. Tetapi, riki mencoba untuk tidak pantang menyerah / putus asa untuk meraih mimpinya sehingga menjadi kenyataan. Apayang Anda mulai hari ini harus Anda kerjakan, selesaikan, dan jangan ditunda-tunda. 2. Lakukan yang Terbaik, Ikuti Kata Hati. "Jangan melihat jam; lakukan apa yang harus dilakukan. Teruslah lakukan.". - Sam Levenson. Tips: Setiap orang pasti memiliki mimpi, target atau tujuan hidup yang ingin dicapai.
Cerpen Karangan Adsha NandayiKategori Cerpen Anak, Cerpen Pendidikan, Cerpen Penyesalan Lolos moderasi pada 28 January 2015 Dika adalah murid yang cerdas, dan pintar. Walau cerdas dan pintar ia tidak sombong terhadap prestasi yang pernah ia capai. Lain dengan Kika, dia adalah anak yang pandai dan sombong. Pada suatu hari, Bu Erli memberikan ulangan matematika. Semua anak nampak tidak sabar untuk mengerjakan soal itu. “Pasti gampang!” kata Kika dalam hati dengan sombong. Bu Erli pun membagikan soal ulangan. Setelah itu, semua anak mengerjakannya dengan tertib dan tenang. Angin berhembusan dengan tenang memasuki kelas. Suasana kelas pun menjadi tenang. Semua anak nampaknya sudah selesai mengerjakan ulangan, Bu Erli pun mengumpulkan kertas hasil ulangan matematika. “Pasti aku akan mendapat nilai 100.” kata Kika dengan sombong di hadapan Dika. “Kika, jangan soombong kamu! belum tentu kamu mendapat nilai 100. Kalau kamu tidak mendapat nilai 100 bagaimana? kesal kan?” tanya Dika dengan senyuman manis di bibirnya. Kika hanya terdiam dan menginggalkan kelas. Sekarang Bu Erli akan membagikan hasil ulangan matematika. Semu anak tidak sabar untuk mengetahui hasil ulangannya. Saat Dika mendapat hasilnya, ia melihat di kertas ulangannya tertulis nilai 100 di atasnya. Dika pun bangga dengan hasil kerja kerasnya sendiri. Sedangakan Kika, ia melihat ia mendapat nilai 70, ia pun kecewa dengan hasilnya. Ia merasa malu sekarang dengan Dika, karena ia terlalu percaya diri untuk mendapatkan nilai 100. “Bagaimana Kika?” tanya Dika dengan heran, “hhmmm… aku mendapat nilai 70 Dika.” jawab Kika dengan kesal, “makannya jadi orang jangan sombong dong Kika!” sahut Dika sambil tersenyum. Kika merasa kesal dengan perbuatannya selama ini, ia pun mulai merubah sikapnya yang sombong itu. Berkat Dika, ia tahu apa yang harus ia lakukan untuk meraih nilai yang bagus. Cerpen Karangan Adsha Nandayi Cerpen Meraih Kesuksesan merupakan cerita pendek karangan Adsha Nandayi, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Kisah Si Ahmad Oleh Ryan Linkinpark Di suatu pedesaan ada seorang anak sebut saja sih akhmad, sehari-harinya dia membantu bapaknya ke sawah. Akhmad masih berumur 17 tahun, tiap hari dia mengabiskan waktunya hanya di sawah Lupa Hari Oleh Fitri Suwandari Waktu itu aku kelas 5 sd, saat itu adalah hari Selasa. Dengan perasaan gembira aku bangun pagi dan bergegas untuk mandi. Setelah aku selesai mandi aku segera berpakaian rapi Kerispi dari Ibu Oleh Najwa Anisa Safitri Peristiwa itu aku alami waktu kecil, aku pernah sakit keras. Saat itu umurku sekitar tiga tahun. Ibuku sangat bingung waktu itu, karena panasku yang tinggi sekali. Ibu benar-benar kaget Kinara Oleh Dicky Ferdiansyah Di persimpangan langkahku terhenti, ramai kaki lima di sebuah pasar, pusat Kota. Pandanganku tertuju pada sosok gadis kecil yang berbaju kusam, dengan rambut yang terurai tampak tak terawat. Dengan Cinta Datang Terlambat Part 2 Oleh Annisa Putri Nindya “Ada apa?” tanya Andini yang tiba–tiba datang dan tentu saja tanpa ekspresi di wajahnya. “A.. Andini..” “Nabila bilang kamu ingin mengatakan sesuatu bukan?” tanya Andini lagi. “Aku..” “Maafkan aku..” “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
\n \n cerpen tentang perjuangan meraih sukses
Andaada disini : Beranda / Tag "cerpen tentang perjuangan meraih sukses" Tag: cerpen tentang perjuangan meraih sukses. Cerpen. Ukhti, Uhibbuki! admin 2 bulan yang lalu. Cerpen. Doa Bidadari. admin 5 bulan yang lalu. Cerpen. Cerpen Kehidupan Remaja di Era Globalisasi. admin 7 bulan yang lalu. Baca Selebihnya. Artikel. MeraihKesuksesan Cerpen Karangan. Dan selain itu ada juga perilaku buruk yang selalu mengharapkan bantuan orang lain ketika ujian. 1082020 101 contoh Cerpen Bahasa Inggris tentang Cinta Perjuangan Dan Kesuksesan. Cerpen Anak Cerpen Pendidikan Cerpen Penyesalan Lolos moderasi pada. 8212020 Cerpen Tentang Pendidikan Karakter Baik dan Buruk. Harga: Rp63.000. ISBN : -3. Setiap manusia tanpa memandang dari mana mereka berasal pasti memiliki sebuah mimpi. Mimpi untuk meraih sebuah kesuksesan yang sangat besar. Begitu juga dengan Merry Riana. Tak pernah terbayangkan oleh seorang gadis biasa yang mempunyai arti nama "ceria" akan menjadi sosok perempuan yang sukses .
  • 4ifcimq6u7.pages.dev/382
  • 4ifcimq6u7.pages.dev/178
  • 4ifcimq6u7.pages.dev/452
  • 4ifcimq6u7.pages.dev/146
  • 4ifcimq6u7.pages.dev/186
  • 4ifcimq6u7.pages.dev/911
  • 4ifcimq6u7.pages.dev/755
  • 4ifcimq6u7.pages.dev/575
  • 4ifcimq6u7.pages.dev/405
  • 4ifcimq6u7.pages.dev/555
  • 4ifcimq6u7.pages.dev/705
  • 4ifcimq6u7.pages.dev/453
  • 4ifcimq6u7.pages.dev/572
  • 4ifcimq6u7.pages.dev/827
  • 4ifcimq6u7.pages.dev/37
  • cerpen tentang perjuangan meraih sukses