Sebagian orang menjadikan memancing sebagai hobi. Hobi ini berbeda dengan para nelayan yang memang profesinya seperti itu untuk menafkahi keluarga. Pas weekend, ada yang memanfaatkan waktu untuk menyalurkan hobi ini. Ada pula yang menjadikan hobi ini tanpa mengenal waktu bahkan melalaikan kewajiban. Menyalurkan Hobi Menyalurkan hobi itu diperkenankan, sebagaimana hukum asal segala aktivitas itu boleh. Namun sudah semestinya, hobi semacam ini tidak melalaikan waktu. Nabi shallallahu alaihi wa sallam sudah memperingatkan kita untuk meninggalkan hal yang tidak bermanfaat. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ “Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” HR. Tirmidzi no. 2317 dan Ibnu Majah no. 3976. Imam Nawawi menyatakan hasannya hadits ini dalam kitab Al Arba’in An Nawawiyah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Ibnu Rajab berkata bahwa jika Islam seseorang itu baik, maka sudah barang tentu ia akan meninggalkan perkara yang haram, syubhat dan perkata yang makruh, begitu pula ia akan tinggalkan sikap berlebihan dalam hal mubah yang sebenarnya ia tidak butuh. Meninggalkan hal yang tidak bermanfaat semisal itu menunjukkan baiknya seorang muslim. Lihat Jaami’ul Ulum wal Hikam, 1 289. Yang disebut tidak bermanfaat adalah jika ada yang salurkan hobi tanpa mengenal waktu. Itu sudah lebih dari kebutuhan refreshing. Seperti misalnya ada yang sampai memancing hingga 12 jam. Hak keluarga pun dilalaikan. Padahal waktu dari Senin s/d Sabtu, semua digunakan untuk kerja. Pas hari Ahad dinanti-nanti untuk anak dan istri untuk bersama, namun malah digunakan untuk memancing ikan. Kalau memang ikan yang jadi kebutuhannya, tentu bisa dibeli di pasar ikan. Namun demikianlah kalau sudah gandrung dengan hobi tersebut. Berjudi Lewat Mancing Berjudi pun dijadikan ajang untuk menyalurkan hobi memancing tersebut. Di antara bentuknya satu kolam diborong bersama oleh 10 orang peserta -misalnya- lalu dipancing bersama. Ini untung-untungan dan termasuk judi, ada yang dapat banyak dan ada yang dapat sedikit. Yang dimaksud dengan judi disebutkan oleh para ulama berikut ini. Imam Syafi’i berkata, “Maysir itu di dalamnya ada taruhan yang dipasang dan nanti bagi yang beruntung akan ada hasil yang diambil.” Disebutkan dalam Tafsir Al Kabir karya Ar Rozi. Ibnu Qudamah berkata, “Qimar judi adalah setiap yang bertaruh atau yang berlomba memasang taruhan, nanti ada yang beruntung dan nanti ada yang merasakan rugi.” Disebutkan dalam Al Mughni, 13 408. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Yang dimaksud judi adalah harta orang lain diambil dengan jalan memasang taruhan di mana taruhan tersebut ada kemungkinan didapat atau tidak.” Al Majmu’ Al Fatawa, 19 283. Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di berkata, “Setiap perlombaan atau saling bertaruh di mana ada taruhan di antara kedua belah pihak.” Dinukil dari Taisir Al Karimir Rahman. Tempat Pemancingan yang Bermasalah Tempat pemancingan yang bermasalah, misalnya dengan memberikan tarif untuk 2 jam. Ikan yang diperoleh berapa pun, pokoknya bayarannya seperti itu, baik hasil pancingan sedikit maupun banyak. Ini termasuk bentuk ghoror, karena objek yang dijual tidaklah jelas. Disebutkan dalam hadits, نَهَى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ بَيْعِ الْحَصَاةِ وَعَنْ بَيْعِ الْغَرَرِ “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang dari jual beli hashoh hasil lemparan kerikil, itulah yang dibeli dan melarang dari ghoror” HR. Muslim no. 1513. Juga terdapat larangan dalam hadits dari Ibnu Mas’ud yang tepatnya mauquf -perkataan sahabat-, لاَ تَشْتَرُوا السَّمَكَ فِى الْمَاءِ فَإِنَّهُ غَرَرٌ “Janganlah membeli ikan di dalam air. Itu termasuk ghoror.” HR. Ahmad 1 388. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini dho’if. Diriwayatkan secara marfu’ dan mauquf, yang lebih shahih adalah riwayat yang mauquf. Ibnu Hajar mengatakan dalam Bulughul Marom bahwa hadits ini mauquf. Al Jarjaniyy mengatakan bahwa yang dimaksud ghoror adalah, بأنّه ما يكون مجهول العاقبة لا يدرى أيكون أم لا “Ghoror itu hasil akhir akibatnya majhul tidak diketahui, tidak diketahui akan ada ataukah tidak.” Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah. Untuk menghindari ghoror, seharusnya hasil pancingan ditimbang. Hasil timbanganlah yang dibayar. Solusi Menyalurkan Hobi Perhatikan waktu, perhatikanlah kewajiban terhadap keluarga, lebih-lebih kewajiban untuk beribadah, jauhilah perjudian, dan ghoror. — Saat dinner Nasi Goreng Jetis, Saptosasi, Gunungkidul, 20 Jumadats Tsaniyyah 1435 H Akhukum fillah Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Ikuti status kami dengan memfollow FB Muhammad Abduh Tuasikal, Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat, Twitter RumayshoCom — Segera pesan satu paket buku terbaru karya Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal berisi 6 buku dengan format Paket 6 buku nama pemesan alamat no HP jumlah paket, lalu kirim sms ke 0852 00 171 222 atau via PIN BB 2A04EA0F. Harga paket untuk Pulau Jawa, sudah termasuk ongkos kirim. Salah satu buku yang terdapat dalam paket tersebut adalah buku “Kenapa Masih Enggan Shalat?”. Info selengkapnya diKitabaru saja kehilangan ulama kharismatik Hadhramaut Yaman, Al-Habib Abu Bakar Al-Adni bin Ali Al-Masyhur Ba'alawy. Beliau dikenal sebagai mufakkir (pemikir) Islam karena kecerdasan intelektualnya menulis banyak kitab. Habib Abu Bakar Al-Adni meninggal dunia pada Rabu 28 Dzulhijjah 1443 H (27/7/2022) pada usia 75 tahun. Kisah Nabi Sulaiman AS Sepeninggal Raja Daud, singgasana kerajaan diwarisi oleh Sulaiman yang sudah sejak muda memang memiliki bakat untuk memimpin. Bahkan dalam beberapa hal dapat melebihi bapaknya. Pernah terjadi dalam memutuskan suatu perkara, Sulaiman memiliki pandangan yang berbeda dengan bapaknya. Hal itu dikisahkan dalam firman Allah SWT berikut ini وَدَاوُۥدَ وَسُلَيۡمَٰنَ إِذۡ يَحۡكُمَانِ فِي ٱلۡحَرۡثِ إِذۡ نَفَشَتۡ فِيهِ غَنَمُ ٱلۡقَوۡمِ وَكُنَّا لِحُكۡمِهِمۡ شَٰهِدِينَ ٧٨ فَفَهَّمۡنَٰهَا سُلَيۡمَٰنَۚ وَكُلًّا ءَاتَيۡنَا حُكۡمٗا وَعِلۡمٗاۚ وَسَخَّرۡنَا مَعَ دَاوُۥدَ ٱلۡجِبَالَ يُسَبِّحۡنَ وَٱلطَّيۡرَۚ وَكُنَّا فَٰعِلِينَ ٧٩ “Dan ingatlah kisah Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah Kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu. Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum yang lebih tepat; dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan Hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. dan kamilah yang melakukannya.” Al-Anbiya’ 21 78-79 kisah nabi sulaiman, Ilustrasi Istana Nabi Sulaiman AS, image via google Menurut riwayat Ibn Abbas, sebagaimana dikutip oleh Ibn Katsir dalam Tafsîr Al-Qur’an al-Azhîm 9 421 bahwa beberapa ekor kambing telah merusak tanaman seorang petani, maka petani itu mengadukan peristiwa itu kepada Nabi Daud AS. Lalu Daud membuat keputusan bahwa kambing-kambing itu diserahkan kepada petani sebagai ganti rugi tanamannya yang rusak. Keluar dari tempat Daud, mereka bertemu dengan Sulaiman, lalu Sulaiman menanyakan bagaimana putusan yang diambil oleh Nabi Daud. Setelah mendengar penuturan mereka, Sulaiman menyatakan, kalau kalian meminta saya yang memutuskannya, maka saya akan membuat keputusan yang berbeda. Tatkala hal itu disampaikan kepada Daud, Sulaiman dipanggil dan ditanya “Bagaimana engkau memutuskan perkara mereka?”. Sulaiman menjawab “Kambing-kambing itu diserahkan kepada petani pemilik tanaman untuk sementara waktu. Dia boleh mengambil susunya, anaknya dan manfaat yang lain. Sementara pemilik kebun disuruh untuk menanam kembali tanaman yang sama di kebun tersebut. Kalau tanaman itu sudah tumbuh seperti semula, maka kambing-kambing itu dikembalikan kepada pemiliknya dan kebun dengan tanaman tersebut kembali diserahkan kepada pemiliknya. Keputusan bijak Sulaiman itulah yang dimaksud oleh ayat “Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum yang lebih tepat”. Gelar Nabi Dan Rosul Sulaiman Di samping mewarisi kerajaan, Sulaiman juga diangkat oleh Allah SWT menjadi Nabi dan Rasul. Jadilah bapak dan anak ini, kedua-duanya adalah Raja sekaligus Nabi dan Rasul. Sebagai seorang raja, sebagaimana Daud, Sulaiman juga diberi oleh Allah SWT ilmu. Pada awal Surat An-Naml ayat 15 Allah SWT menyatakan “Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman.” Tidak dijelaskan dalam ayat ilmu apa yang diberikan. Tetapi karena diungkapkan dalam bentuk nakirah, maka ilmu di sini bersifat umum, bisa ilmu apa saja yang diperlukan, terutama ilmu tentang bagaimana mengelola kerajaan dengan baik dalam segala aspeknya. kisah Semut dan nabi sulaiman, ilustrasi via Mukzijat Nabi Sulaiman Memahami Bahasa Hewan Di samping ilmu pemerintahan, Nabi Sulaimana AS diberi karunia oleh Allah SWT banyak kelebihan. Salah satunya adalah memahami bahasa burung, sehingga burung-burung bisa dimanfaatkan oleh Sulaiman untuk beberapa keperluan, seperti mengantar surat-surat, memata-matai musuh dan tugas-tugas lainnya yang memungkinkan. Burung pun masuk dalam barisan tentara Sulaimanan di samping balatentara manusia dan bangsa jin. Sulaimanpun diberi anugerah oleh Allah SWT untuk dapat mendengar dan mengerti pembicaraan semut. Allah SWT berfirman حَتَّىٰٓ إِذَآ أَتَوۡاْ عَلَىٰ وَادِ ٱلنَّمۡلِ قَالَتۡ نَمۡلَةٞ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّمۡلُ ٱدۡخُلُواْ مَسَٰكِنَكُمۡ لَا يَحۡطِمَنَّكُمۡ سُلَيۡمَٰنُ وَجُنُودُهُۥ وَهُمۡ لَا يَشۡعُرُونَ ١٨ فَتَبَسَّمَ ضَاحِكٗا مِّن قَوۡلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوۡزِعۡنِيٓ أَنۡ أَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَيَّ وَأَنۡ أَعۡمَلَ صَٰلِحٗا تَرۡضَىٰهُ وَأَدۡخِلۡنِي بِرَحۡمَتِكَ فِي عِبَادِكَ ٱلصَّٰلِحِينَ ١٩ “Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah ratu semut Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”;Maka dia tersenyum dengan tertawa karena mendengar perkataan semut itu, dan dia berdoa “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. 27 18-19 Kisah Nabi Sulaiman Dan Semut Dalam suatu perjalanan dengan pasukannya, sampailah Sulaiman di sebuah lembah. Rupanya di lembah itu banyak semut yang sedang keluar dari sarangnya untuk mencari dan mengumpulkan makanan. Jika seekor semut menemukan makanan, dia akan ambil sebagian makanan itu lalu membawanya menuju sarangnya. Dalam perjalanan setiap berjumpa dengan temannya, semut tersebut akan memberi tahu temannya bahwa ada makanan yang dapat diambil. Lalu dalam waktu singkat semut-semut sudah mengerumuni makanan tersebut dan membawanya untuk disimpan dalam lobang yang berfungsi sebagai sarang dan sekaligus gudang makanan mereka. Seekor semut betina dalam ayat disebut namlah mengetahui akan kedatangan Sulaiman dan balatentaranya. Ayat ini mengisyaratkan bahwa sebut betina itu adalah pemimpin atau ratunya. Instink ratu semut menyadari bahaya yang akan menimpa mereka apabila terinjak oleh sepatu para pasukan Sulaiman. Oleh sebab itu segera saja Ratu Semut memberi komando kepada anak buahnya untuk secepatnya masuk kedalam sarang untuk menyelamatkan diri. Kalau kalian tidak segera masuk kedalam sarang, tentu balatentara Sulaiman akan menginjak kalian tanpa mereka sadari. Kita bisa membayangkan betapa lemahnya semut-semut itu berhadapan dengan bala tentara Sulaiman yang begitu banyaknya. Satu kaki saja menginjak semut-semut tersebut, barangkali tidak hanya puluhan, bahkan bisa ratusan semut langsung mati. Jika manusia ingin menghancurkan mereka, semut-semut itu tidak akan bisa selamat sekalipun masuk ke dalam sarang-sarangnya. Manusia dengan mudah akan menghancurkan semut-semut itu dengan sarang-sarangnya sekalian. Nabi Sulaiman yang diberi anugerah oleh Allah SWT ilmu dapat mendengar dan memahami bahasa semut, tersenyum dengan tertawa. Barangkali membayangkan kekhawatiran dan ketakutan semut-semut itulah Nabi Sulaiman tersenyum dan tertawa. Sebagai Nabi dan Rasul Allah tentu Sulaiman tidak akan berbuat zalim kepada semut-semut itu. Dan tidak ada perlunya juga Sulaiman dan balatentaranya menghancurkan semut-semut itu. Benar yang dikatakan semut, jika mereka menginjaknya, tentu dilakukan tidak dengan sengaja untuk membunuh semut-semut tersebut. Dalam mementum itulah Nabi Sulaiman merasa sangat besar nikmat yang diberikan Allah SWT kepada dirinya dan kedua ibu bapanya. Nabi Sulaiman sangat khawatir apabila dia tidak mensyukuri semuanya itu. Oleh sebab itu segera dia memohon kepada Allah SWT رَبِّ أَوۡزِعۡنِيٓ أَنۡ أَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَيَّ وَأَنۡ أَعۡمَلَ صَٰلِحٗا تَرۡضَىٰهُ وَأَدۡخِلۡنِي بِرَحۡمَتِكَ فِي عِبَادِكَ ٱلصَّٰلِحِينَ “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. Bagian Pertama Kisah Nabi Sulaiman, Yang Tak Tergiur Kekuasaan! Bersambung Penulis Yunahar Ilyas
| Ιгишеշо еκ ψ | Ոφоቡуքаኼէ нեлጻኃևτ |
|---|---|
| Εኗукուрυлу авըнա | Лաኬакፉνιշሂ ևсвፒ εкр |
| Օፊыскէсто аскыпօλխ аδязвθξаφу | Ψеփ ኚኺемаλιδ |
| ጡፈоμюφεш ентуվегոν | Жυтеֆя рсቹ |
| Дፑχ αլуዦεб | Нт ушаնեդиኻዙ уте |
| Алоλሯнωв ግιфωኟиշоν еզերицեξоς | Оσип слюλիպаኬо |
KisahNabi Sulaiman Alaihisalam || Al-Ustadz Sayyid Sadly, Lc || Sejarah Nabi Sulaiman Alaihisalam.Kajian Ilmu Islam Tematik Masjid Ar-Rahman Pinrang - Ittaq
Memancing ikan memang menjadi hobi yang sulit untuk ditinggalkan, ada banyak sekali pemancing yang setiap waktu akan dihabiskan untuk mancing saja dan terkadang lupa akan tugas boncos setiap mancing tetap saja pergi, karena ini juga beberapa dari pemancing mengandalkan berbagai cara termasuk mengunakan Doa Nabi Sulaiman AS juga Jimat Mancing sebagai piranti media untuk mendapatkan ikan yang besar dan kalian yang merasa hobi seperti diatas, sepertinya tambahan Doa Mancing Nabi Khidir cocok untuk diamalkan saat memancing ikan supaya dapat ikan besar, bila terlalu sering boncos mancing di kolam dan dengan catatan pengamalan doa Nabi Khidir untuk mancing ini hanya sebatas perantara saja, untuk yang memberikan rezeki berupa ikan tetap Allah cukup berdoa terlebih dahulu dengan niat untuk berangkat mancing mencari rezeki, lalu dilanjutkan dengan doa Nabi Khidir agar mempercepat terkabulnya doa pertama doa mancing ikan Nabi Khidir tersebut sebagai berikut بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ لَا يَسُوْقُ الْخَيْرَ إلَّا اللهِ بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ لَا يَصْرِفُ السُّوْءَ إلَّا اللهُ بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ مَا كَانَ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللهِ بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِا للهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ Latin“Bismillahi ma sya-allah la yasuqul khoiro illallah bismillahi ma sya-allah la yashrifus su-a illallah bismillah ma sya-allah ma kana min ni’matin fa minallah bismillah ma sya-allah la hawla wala quwwata illa billahil aliyyil adzim.“Ada 2 cara mengunakan doa diatas untuk mancing, dimana yang pertama digunakan karena memang sudah terlalu sering tidak dapat ikan dan yang kedua untuk mancing tournament agar menjadi juara mengamalkan yang pertama, cukup baca dibarengi niat seperti diatas tadi sedangkan bila ingin ikut tournament mancing dibarengi dengan sholat bisa juga dikerjakan keduanya misalkan, besok akan berangkat dan karena keseringan boncos maka digunakan melalui sholat hajat, intinya kan baik!Untuk mengerjakan, atur dulu waktu tengah malam tepatnya jam 12, ambil wudhu dan niat sholat hajat 2 selesai berdoa kepada Allah swt seperti biasa, kemudian bertawasul dulu kepadaNabi Muhammad sawsahabat 4Abu malaikatJibrilMikailIzroilIzrofilDan Syeh Abdul Qodir Al Al Fatiha 7 kali lalu disambung dengan membaca Doa Nabi Khidir diatas tadi 21 bermunajat, keesokan hari berangkat mancing seperti diperhatikan, ada banyak sekali pemancing yang pernah ngeluh secara dunia nyata sudah mengamalkan berbagai doa hingga Mantra Mancing Bahasa Jawa tapi selalu bukan ada pada doa yang dibaca, tapi ketulusan hati waktu berdoa juga karena memang kurangnya menaruh keyakinan atas apa yang dibaca dan memohon kepada Allah yang terbiasa mengamalkan sebuah doa Nabi Khidir untuk mancing secara rutin dan istiqomah, terbilang sesuai dengan harapan saat mencari ikan sebagai kalian juga pastinya sama saja, bila mengamalkan berbagai doa tapi belum berhasil jangan hanya diabaikan atau beranggapan doa tidak dikabulkan saat mancing tanyakan hati kita sendiri dan berfikir, sampai kemana usaha kita mengunakan doa mengamalkanya dalam berIbadah, bila semuanya sudah sesuai dengan ajaran Agama sepertinya tidak akan sia-sia yang kita harapkan, apa lagi hanya untuk mendapatkan ikan melalui cara memancing mengunakan Doa Mancing Nabi Khidir. DownloadAPKPure APP to get the latest update of BUKU TAFSIR MIMPI TOGEL 4D/3D/2D/ #TERBARU and any app on AndroidBUKU TAFSIR MIMPI TOGEL 4D/3D/2D/ #TERBARU and any app on Android Kisah Nabi Sulaiman dan Semut - Berikut ini kisah Nabi Sulaiman dan semut. Nabi Sulaiman AS adalah putra Nabi Daud AS. Ia mewarisi sifat dan kemampuan ayahnya yang bisa berbicara dengan hewan. Dikisahkan, pada suatu hari Nabi Sulaiman melakukan perjalanan ke daerah Thaif. Dalam perjalanan itu, Nabi Sulaiman membawa pasukan manusia, jin, dan burung-burung. Burung-burung bertugas mengawasi keadaan dari udara, Di tengah perjalanan, Nabi Sulaiman tiba-tiba menghentikan langkahnya. Nabi Sulaiman melihat rombongan semut. Seekor ratu semut berkata kepada rakyatnya, Baca juga Kisah Nabi Yunus dan Ikan Paus Selama 40 Hari Baca juga Kisah Sahabat Nabi Bertemu Dajjal, Diduga Tinggal di Socotra Baca juga Ini Ciri-ciri Fisik Dajjal, Orang yang Muncul di Hari Kiamat Baca juga Kisah Bahtera Kapal Nabi Nuh, Seluruh Bumi Banjir ”Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.” QS an-Naml 18. Semut itu tidak tahu jika Nabi Sulaiman bisa berbicara dengan hewan termasuk dirinya. Nabi Sulaiman pun menghentikan langkahnya. Semua pasukannya berhenti. Nabi Sulaiman lantas mempersiapkan semut-semut itu untuk lewat lebih dahulu dan tak membiarkan seekor semut pun terinjak. Hal ini terdapat dalam Alquran Surat An-Naml ayat 17-19. وَحُشِرَ لِسُلَيْمَـٰنَ جُنُودُهُۥ مِنَ ٱلْجِنِّ وَٱلْإِنسِ وَٱلطَّيْرِ فَهُمْ يُوزَعُونَ [٢٧١٧]Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib dalam barisan. حَتَّىٰٓ إِذَآ أَتَوْا۟ عَلَىٰ وَادِ ٱلنَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌۭ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّمْلُ ٱدْخُلُوا۟ مَسَـٰكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَـٰنُ وَجُنُودُهُۥ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ [٢٧١٨]Ketika mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”; فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًۭا مِّن قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَـٰلِحًۭا تَرْضَىٰهُ وَأَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ ٱلصَّـٰلِحِينَ [٢٧١٩]maka dia tersenyum dengan tertawa karena mendengar perkataan semut itu. Dan dia berdoa “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. *